Part baru yang hangat
Boleh dong tinggalin jejaknya
Follow instagram @ceritanora dan follow wp juga ya!
Selamat membaca
Nandita dan Yaka
Maju perlombaan sains yang akan direncanakan beberapa bulan ke depan, bukan perkara yang singkat untuk persiapan. Perlu banyak waktu, jauh-jauh hari sebab materi bukan sembarang materi yang diberikan guru saat kegiatan belajar mengajar biasa, tetapi materi tingkat yang lebih tinggi lagi sampai penalaran umum ikut mendominasi. Yang tadinya bisa bersantai, sekarang harus kerja ekstra dan pandai membagi waktu. Belajar akan terbagi dua mulai saat ini, kegiatan di kelas dan bimbingan khusus persiapan kompetensi.SMA Cendekia adalah sekolah bertotalitas tinggi. Menduduki juara berbagai lomba setiap tahunnya, termasuk kompetisi sains. Persiapan yang lebih awal yang setiap perkembangannya diharapkan penguasaan mendalam. Mencetak generasi maju dan berprestasi bukan hanya dari ajang perlombaan. Siswa-siswi masuk ke sini butuh perjuangan yang besar, bahkan ada yang mengorbankan air mata demi bersaing. Sudah masuk, sekolah mengupayakan bersama tekad diri sendiri supaya saat lulus nanti bisa mencapai cita-citanya dan membawa nama harum sekolah sampai nanti.
Bimbingan pertama, bersama empat guru dalam empat bidang kompetisi dimulai hari ini dan berkelanjutan tiga kali dalam seminggu. Nandita, Ishara, dan Kevlar dibimbing Bu Resti yang mengampu bidang Biologi. Ketiganya diharapkan mampu menerima materi dengan baik dan kapan pun guru akan senang hati menjawab pertanyaan mereka.
Pulang bimbingan sudah sore. Ia terlambat bekerja dan sialnya kepergok pemilik kafe.
"Maaf Kak, saya terlambat karena urusan sekolah saya." Tertunduk sesal Nandita tak berani bertatap muka.
"Sudah saya bilang dari awal kamu kerja, saya nggak mewajibkan kamu tepat waktu karena saya tahu sekolahmu lebih penting. Kerjamu sebagai sampingan, bukan keharusan."
Pernah Nandita berpikir mengapa Kak Sabian mau mempekerjakan pegawai yang tidak bisa menjaga komitmen sepertinya. Dia kakak baik yang selalu memaklumi. Namun Nandita rasa maklum itu tidak pantas. Ia salah dan gagal menjadi pegawai yang baik. Maafnya lagi-lagi sebatas maaf yang ia yakini ke depannya akan terulang kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Not Alone (END)
Teen FictionA Blue Story by Nora "Jika kita saling menggenggam, maka aku tidak menemukan alasan takut sendiri." Entah mana yang lebih menyakitkan, sendiri atau dicintai. Katanya cinta akan menghidupkan yang semula telah lama hilang. Tapi cinta itu mematikan, k...