Halo kita ketemu lagi di bagian baru!
Jangan lupa vote, komen, dan share, ya! Follow instagram @ceritanora dan follow wp juga.
Selamat membaca
Dari Galla & Nandita
"Perjalanan yang panjang, bau studio yang entah sejak kapan menjadi rinduku dengan deret naskah yang kita suarakan, aku masih belum siap kalau program ini benar-benar telah usai, Kak."Hari ini adalah hari terakhir ia membawakan audio dari program Kado 17-ku. Nandita jadi banyak berpikir, mengapa sesuatu yang awalnya dipaksa lalu mulai dicintai kemudian harus dipisahkan oleh usai yang berjalan lebih cepat? Ia masih ingin mengulang momen lalu. Kenangan bagaikan kepingan hujan yang jatuh satu per satu. Teringat saat pertama kali datang, berdebat, menangis, sampai akhirnya binar terang terpancar kala mendapat kabar baik.
Akhir yang haru, episode usai yang penuh rintik sedu. Mengantarkan Nandita pada tangis yang belum mau mengering. Terbawa suasana cerita yang mengisahkan sebuah kisah melankolis masa muda yang manis tapi harus diakhiri karena kematian yang dianggap sadis.
"Terima kasih karena kehebatanmu menggarap cerita ini dengan sepenuh hati. Kamu membuktikannya, Nandita." Galla merangkul Nandita memberikan keteduhan. "Perjalanannya masih panjang. Kita masih menunggu pendengar lebih banyak lagi, menunggu keputusan produser, lalu mimpi yang nggak pernah terbayang itu akan kesampaian."
"Kak, waktu itu Kakak pernah bilang mau kasih program baru buatku. Bisa aku ambil?"
"Nggak, nggak boleh. Saya maunya nanti setelah kamu selesai SMA 3. Sisa waktu ini, kamu fokus belajar, Nan. Ujian masuk perguruan tinggi nggak bisa pakai sistem belajar kebut. Nilai dan prestasi kamu belum tentu bisa diandalkan menjadi penolongmu."
"Kalau gitu aku kerja di kedai lagi saja."
"Nan, sudah berani mengancamku sekarang?"
"Bukannya sejak dulu aku sudah berjanji akan mengatur waktu dengan baik? Aku nggak mungkin berkhianat sama diri sendiri, Kak. Bilang padaku rencana program Kakak, aku mohon."
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Not Alone (END)
Teen FictionA Blue Story by Nora "Jika kita saling menggenggam, maka aku tidak menemukan alasan takut sendiri." Entah mana yang lebih menyakitkan, sendiri atau dicintai. Katanya cinta akan menghidupkan yang semula telah lama hilang. Tapi cinta itu mematikan, k...