Selasa datang lagi, ya. Nggak kerasa ehe
Btw ini Selasa spesial, lho.
Bukan, bukan karena podcast Galla & Semesta hihi...
Iya, Selasa pertama sekaligus hari pertama di bulan baru, Februari. Sama-sama doa baik buat bulan ini, ya.
Absen dulu yuk
Dari mana nemuin cerita ini?
Follow instagram @ceritanora dan follow wattpad aku ya, frens:)
Happy reading!
Yaka
***
Baru siang tadi tes dadakan untuk Nandita dan Rania dilaksanakan, Yaka sudah terburu-buru menagih janji seolah menagih utang pada Ayahnya. Malam ini usai belajar Yaka menghampiri Ayahnya di ruang kerja.
"Soal tes tadi?"
"Duduk dulu yang benar, Yaka." Peringatnya dan Yaka langsung mengambil duduk sebaik mungkin.
"Jadi bagaimana, Yah?"
Pak Reno mengambil dua lembar jawab dengan perolehan skor berbeda di sisi kanan. Yaka yang tidak sabar pun mengangkat badan untuk mengintipnya.
"Nandita, kan, Yah?"
"Nggak ada, tetap Rania."
Menunduk lesu, Yaka melihat dengan jelas perolehan skor pada lembar jawab yang baru saja Pak Reno serahkan. Terpaut jauh. Nandita mendapat skor 79 dan Rania 85. Ini termasuk perkembangan pesat untuk hasil pengerjaan Nandita dikategori soal prediksi olimpiade terlebih tanpa belajar. Yaka tidak mau pupus sampai di sini. Bagaimanapun ia harus menggoyahkan pilihan itu.
"Pasti Ayah salah mengoreksi. Ulangi Yah, ulangi."
"Yaka!"
"Nilai itu cuma angka, bukan tolok ukur kemampuan seseorang, Yah."
"Kamu sudah melakukan negosiasi sama Ayah. Kamu nyuruh tes dadakan, Ayah sudah lakukan keinginan kamu. Kamu menyuruh Ayah pilih yang mendapat skor tertinggi, Ayah sudah pilih. Sekarang kamu mau nggak terima dengan konsekuensi dari tindakan kamu?"
"Seperti yang aku bilang tadi Yah, peluang kelas Ayah lolos lebih besar kalau Ayah pilih Nandita."
"Memaksa kelas Ayah ada yang maju perwakilan lalu mengorbankan nama baik sekolah. Begitu mau kamu?"
"Yah, Nandita sangat berminat. Aku bisa bimbing dia semua materi kalau Ayah memilihnya."
"Berminat tahu tempat, Yaka."
Yaka menggigit bibir bawahnya sembari mencari jalan keluar. Kertas ia bolak-balik mencari perbedaan signifikan antara Nandita dan Rania. Ia menyimpulkan bahwa Rania dominan soal angka, sedangkan Nandita dominan soal pengetahuan dan pemahaman pasti. Artinya nilai Biologi Nandita hampir sempurna, sedangkan nilai Kimia, Fisika, dan Matematika Rania yang nyaris sempurna. Yaka akui Nandita kalah jauh dengan Rania, tapi kemampuan Biologi Nandita baik. Selama ini kompetisi sangat diminati oleh mereka yang pintar dalam hal perhitungan, terlebih jurusan sains yang katanya nggak keren kalau nggak bisa berhitung cepat. Jadi pengetahuan Nandita yang mengerti struktur sel sampai ke bioma beserta cara kerja organ-organ dan komponen penyusun kehidupan, akan membuka peluang baru yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Not Alone (END)
Teen FictionA Blue Story by Nora "Jika kita saling menggenggam, maka aku tidak menemukan alasan takut sendiri." Entah mana yang lebih menyakitkan, sendiri atau dicintai. Katanya cinta akan menghidupkan yang semula telah lama hilang. Tapi cinta itu mematikan, k...