Musuh Abadi Caca

4.4K 455 27
                                    

Kaffa merasakan aura-aura dingin menyelimuti sarapan pagi mereka kali ini. Kaffa melirik ke arah istri dan adiknya. Dari mata keduanya seperti terlihat sinar laser imaginer yang bisa saling menembus satu sama lain. Kaffa bisa tau jika diam-diam dua orang yang di sayanginya itu memiliki perang dingin yang belum selesai. Terutama untuk Caca yang terlihat paling berwajah masam sejak tadi.

"Ekhem, Ca.. Mobil kamu dipake sama Sean dulu, hari ini dia mau mau pergi keluar bentar.. Gapapa, kan?"

"Trus aku ke kantornya gimana Mas?"

"Aku anter sama nanti pulang sekalian biar ku jemput.. Gimana?"

Caca lalu mengangguk mengiyakan meskipun dalam hati perempuan itu tak rela jika mobil miliknya di pakai oleh Sean. Caca punya pengalaman buruk dengan adik iparnya itu. Dulu Sean pernah meminjam mobil Caca dan berakhir masuk ke parit karena ulah mengemudi Sean yang tidak tau aturan. Padahal Caca juga sama tapi Sean lebih parah!

"Sean, jangan sampai mobilnya Caca kenapa-napa.. Dan ingat kamu disini sama Mas jangan buat masalah"Kaffa memperingati Sean karena sudah tau bagaimana perangai adik bungsunya satu ini.

Sean mengangguk dengan wajah datar. Matanya melihat ke arah kaka iparnya yang terlihat jelas tidak suka dengan kedatangannya. Sean tersenyum miring, Caca sepertinya masih menyimpan dendam terhadapnya.

"Hati-hati kaka ipar😊"Ucap Sean sambil menepuk kepala Caca membuat perempuan itu menatap sinis ke arah Sean.

"Don't. Touch. Me!"Ujar Caca jutek. Sean terkekeh, sangat senang menggoda kaka iparnya itu. Sementara Kaffa hanya menggelengkan kepala melihat adik dan istrinya masih saja tidak akur.

"Ayo Ca, nanti kamu telat lagi" Ajak Kaffa. Caca mengikuti di belakang Kaffa sedangkan Sean melambaikan tangan dari pintu sambil tersenyum. Setelah kepergian mobil milik Kaffa, Sean masuk ke dalam rumah bersiap-siap untuk pergi juga.

Dimobil, Caca hanya diam memandang jalan. Kaffa melirik sejenak istrinya itu dan saat lampu merah, Kaffa mencubit pelan pipi Caca.

"Masih ngambek, emm?"

"Apaansih.. Enggaklah"

"Trus kenapa jutek? Masih pagi loh.. "

"Sean sampai kapan di rumah kita, Mas?"tanya Caca to the poin. Sejujurnya Ia tidak bisa berada dalam satu atap yang sama dengan adik bungsu Kaffa itu.

Mendengar itu Kaffa hanya terkekeh..
Dasar Caca. Kalau suka dan dan gak suka sama orang pasti langsung di tunjukin.

"Cuma sampai Kamis depan kok Ca.."
Balas Kaffa.

"Empat hari lagi dong? 😣"

"Kamu yang akur dong sama Sean.. Dia anaknya baik tau Ca.. "Ujar Kaffa menyakinkan Caca tentang adik bungsunya itu.

"He's kind but except for me.. Aku masih ingat soal Sean yang hampir buat aku sama kamu berantem karena dia bawa mantan kamu di nikahan kita.. "Balas Caca mengingat kejadian tiga tahun lalu dimana Sean datang ke pernikahannya dan Kaffa sambil menggandeng Citra yang pada saat itu berstatus sebagai mantan pacar Kaffa.

"Udah lama Ca.. Waktu itu Citra datang sebagai partner Sean.. Kamu kan tau Citra sama Sean deket"

"Hmm"

Kaffa mengusap wajah Caca yang masih tetap cemberut.

"It's my past okay.. Gak usah ingat yang dulu-dulu"Ujar Kaffa setelahnya mengemudikan kembali mobil setelah lampu berubah menjadi hijau. Caca tidak mengatakan apapun sampai mobil mereka berhenti di depan kantornya.

"Aku berangkat dulu, kamu hati-hati Mas.."Ucap Caca setelah mencium punggung tangan Kaffa.

"Uhm.. Nanti aku jemput.. Jangan cemberut kayak gitu gak enak diliat"Kaffa mencium kening Caca sebelum istrinya itu keluar dari mobil.

[GS]Husband||MarkHyuck✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang