Cerita Ajii

3.5K 415 4
                                    

****

Kaffa dalam perjalanan pulang kerumahnya. Keningnya mengernyit melihat kerumunan di depan gerbang komplek. Sepertinya baru saja terjadi kecelakaan disana, dan Kaffa langsung turun dari dalam mobilnya untuk memeriksa.

"Eh Mas Kaffa! Tolong Mas ini ada anak yang baru aja jadi korban tabrak lari mas.. Anterin kerumah sakit, Kasian.."

Kaffa langsung menganggukkan kepalanya, Ia membuka pintu mobil membuat beberapa bapak-bapak membantu memapah anak yang menjadi korban tabrak lari itu. Kaffa tak sengaja melihat siapa korbannya dan matanya seketika langsung melebar.

"Ajii?? Ya ampun ini mahasiswa saya Pak.."Kaffa membawa Ajii pergi kerumah sakit terdekat yang tak jauh dari rumahnya.

Ajii langsung masuk keruang IGD dan menerima perawatan. Kaffa menunggu didepan ruang rawat menunggu Ajii yang sedang di tangani di dalam sana. Usai memberikan keterangan untuk pihak rumah sakit Kaffa mengajukan diri sebagai pihak wali untuk Ajii juga membayar biaya rumah sakit. Sementara itu motor Ajii di urus sama warga sekitar komplek buat di bawa ke bengkel.

Tak lama seorang dokter parubaya keluar dari dalam ruangan, Kaffa langsung menanyakan tentang kondisi Ajii dan dokter bilang Ajii mendapati 13 jahitan di kepala dan beberapa luka akibat goresan dengan aspal. Dan untungnya tidak ada tulang yang patah.

Kaffa pergi menjenguk Ajii didalam ruangan dan melihat pemuda itu sudah duduk diatas ranjang dengan kepala yang diperban juga beberapa bekas luka yang ada disiku tangan serta celana jeans hitamnya yang sudah robek dibagian lutut.

Melihat kedatangan Kaffa, Ajii hendak bangkit dari posisi duduknya tapi Kaffa menyuruh Ajii untuk tetap duduk.

"Jadi Pak Kaffa yang bawa saya kerumah sakit?"

"Iya, kamu kecelakaan didepan perumahan saya.. "

"Makasih banyak Pak, soal administrasi say--"

"Soal itu tidak usah dipikirkan, kamu lebih baik istrahat disini dan telfon orang tua kamu.. Mereka harus tau kondisi kamu"Kaffa lebih dulu memotong ucapan Ajii.

"Itu.. Saya gak bisa ngasih tau mereka Pak. Orang tua saya pasti bakalan khawatir terlebih ibu saya jika saya pulang dalam keadaan luka seperti ini"Ucap Ajii dengan wajah tertunduk.

"Lalu bagaimana? Kalau kamu tidak memberitahu mereka tentang kamu mereka akan semakin khawatir kan?"Tanya Kaffa. Ia memandang lembut kearah Ajii yang ada di depannya.

"Saya akan menginap dirumah teman saya Pak.. Kalau saya tetap memaksa pulang dan Ibu saya melihat keadaan saya begini, saya takut beliau bisa drop lagi"

Kaffa menarik nafasnya, entah kenapa setiap kali dihadapkan tentang seorang ibu Kaffa selalu menjadi lemah begini.

"Kamu menginap dirumah saya saja. Lagipula kamu juga harus mendapatkan perawatan.. "Ujarnya tiba-tiba.

Ajii yang tadinya menunduk seketika mendongak karena terkejut dengan ucapan dosennya itu.

"Enggak Pak, terimakasih.. Saya tidak ingin merepotkan bapak lagi"

"Saya sudah mengaku sebagai wali kamu Ajii. Jadi lebih baik menurut. Setidaknya kamu bisa bilang pada ibumu jika kamu berada dirumah dosenmu karena kamu asistennya..Tidakkah itu lebih masuk akal?"

Ajii menelan ludahnya, saran yang diberikan Kaffa adalah hal paling aman yang bisa Ia pilih. Dan Ajii tidak punya pilihan lain. Ia akhirnya mengangguk.

Ajii berjalan mengikuti Kaffa sampai diparkiran.

"Kamu tunggu disini, Saya harus nebus obat kamu dulu"

[GS]Husband||MarkHyuck✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang