Baikan?

4.9K 464 7
                                    

Pagi weekend yang biasanya dipakai orang lain untuk lebih berlama-lama tidur karena hari libur, Kaffa justru tak tidur lagi selepas sholat subuh tadi. Ia bersiap-siap untuk lari pagi. Dengan celana jogger hitam, jaket dan topi lengkap dengan airpod yang melekat di telinganya. Kaffa menatap kearah gundukan selimut diatas ranjang dimana Caca masih melanjutkan tidur.

"Tidur nyenyak sayang"Ucap Kaffa mengusap pelan selimut kemudian berjalan keluar. Kaffa mengecek kamar sebelah, jam tiga pagi Ia mendengar suara mobil milik Caca yang dipakai Sean masuk ke garasi.

"Sean.. Bangun.. Olahraga pagi ayokk"Kaffa berusaha membangunkan Sean yang berbaring diatas kasur.

"Uhm gak mau.. Mas aja sana sendiri"
Balas Sean dengan suara yang masih mengantuk.

"Kamu nih.. Ayo bangun cepetann!"

Dengan berat hati Sean bangun dari tidurnya yang baru dua jam itu. Sean mengucek matanya sebentar kemudian pergi mencuci muka sementara Kaffa menunggu diluar kamar.

Sean dengan muka mengantuk ikut berlari di belakang Kaffa. Pagi minggu banyak orang yang juga melakukan aktifitas berlari pagi di taman komplek. Kaffa dan Sean mengelilingi taman komplek beberapa kali sebelum akhirnya Sean meminta berhenti karena kecapean. Sean lebih suka pergi gym berjam-jam dibanding harus lari pagi begini.

Kedua kaka beradik itu duduk disalah satu kursi taman komplek sambil melap keringat. Sean tak sengaja menoleh ke arah Kaffa kemudian tersenyum misterius.

"Wah gak nyangka ternyata Caca ganas juga yah Mas"Ucap Sean setelah melihat tanda bercak ungu dileher Kaffa. Kaffa yang tadi sedang minum terbatuk beberapa kali sementara Sean hanya terkekeh.

"Anak kecil diem deh"Balas Kaffa tak memungkiri telinganya memerah mendengar godaan dari adik bungsunya itu. Dia lupa soal pertempuran mereka semalam dan tentu saja masih meninggalkan bekas di lehernya.

"Berarti gak sia-sia dong semalam aku gak pulang.. Akhirnya kalian jadi bisa bercocok tanam"Ujar Sean lagi seakan belum puas menggoda Kaffa.

"Bercocok tanam apa.. Kamu nih, mau makan bubur gak? Mas sekalian mau beliin buat Caca juga"Kata Kaffa mengalihkan pembicaraan dan menunjuk kearah penjual bubur yang tak jauh dari tempat mereka duduk.

"Ahaha iya iya boleh deh.. Tapi Sean gak bawa dompet mas"Sean yang juga sadar jika Kakaknya itu mengalihkan pembicaraan akhirnya hanya iya-iya saja.

"Siapa yang nyuruh kamu bayar sih, yaudah mas mau pergi beli dulu.. Makan disini atau kita makan dirumah aja?"

"Disini aja deh.. Biar sampe rumah Sean mau lanjut tidur"

"Kebiasaan.. Yaudah tunggu sini"Kaffa pergi memesan bubur untuk dirinya dan Sean serta meminta satu bubur untuk dibungkus dibawa pulang.

Selagi menunggu pesanan buburnya selesai dibuat, Kaffa menerima panggilan telfon dari Caca.

📞Mas Kaffa dimana?? Kok gak ada?

"Mas lagi jogging di taman komplek bareng sama Sean.. "

📞Ish kok gak ngajak Aku juga sih? Tega.. Istrinya ditinggalin sendirian dirumahh..

"Yah kamu kan tadi abis sholat subuh langsung tidur Ca.. Kalau ntar dibangunin juga nanti ngeluh lagi sakit kepala"

📞Tau ah pokoknya aku ngambek loh sama kamu.

"Aku beliin bubur ayam nih buat kamu sarapan.. Udah yah, buburnya udah jadi nihh"

📞Hmmm

Panggilan telfon berakhir Kaffa hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan sifat kekanakan Caca pagi-pagi begini.

[GS]Husband||MarkHyuck✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang