Part 16

470 23 2
                                    

Halo gais, happy reading 💙

***

"Zayan kenalin nak, ini pak Damian dan anaknya Aleana!" tunjuk Alex setelah melihat Zayan kembali dari toilet.

"Zayan om!" Zayan mengulurkan tangannya yang langsung disambut oleh Damian.

Setelah itu Zayan duduk di kursinya yang tepat berada di samping Aleana.

Aleana dari tadi terus menundukkan kepalanya, tak berani menatap Zayan. Ia terlalu gugup.

"Zayan, pak Damian ini rekan bisnis ayah. Dia juga yang selalu membantu ayah jika perusahaan ayah sedang mengalami kesulitan." Ucap Alex pada Zayan.

"Ah pak Alex jangan seperti itu! Saya tulus membantu pak Alex." Damian tidak enak jika Alex mengenalkannya seperti itu.

"Terimakasih sudah membantu ayah saya om." Ucap Zayan menatap Damian.

"Sudah-sudah jangan membahas itu, kita makan saja!" ucap Damian setelah makanan yang tadi dia dan Aleana pesan telah datang.

Akhirnya dua keluarga itu pun memakan makanannya masing-masing dengan tenang.

"Nak Aleana sekolah dimana?" tanya Alex setelah selesai menyantap makanannya.

"Di SMA Merah Putih om."

"Loh Zayan juga sekolah disitu, kalian gak saling kenal ya? Dari tadi diem-diem aja!"

"Kenal kok om, tapi gak terlalu deket aja." Jawab Aleana.

Alex mengangguk mengerti, dan setelahnya mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Alex dan Damian yang sedang mengobrol membahas perusahaan. Lusiana, Ara dan Aleana sedang mengobrol hal-hal yang tidak penting. Dan Zayan yang tengah memainkan ponselnya tapi sesekali menimpali obrolan Alex dan Damian.

***

Damian dan Aleana baru saja tiba di rumahnya setelah tadi makan malam bersama keluarga Zayan.

"Pi, Lea langsung ke kamar ya!" pamit Aleana  yang diangguki Damian.

Aleana langsung saja merebahkan tubuhnya di kasur sesampainya di kamar.

Pikirannya menerawang jauh, mengingat-ingat kejadian di restoran tadi. Dia tak menyangka akan bertemu Zayan.

Selama di restoran tadi, Aleana selalu curi-curi pandang kearah Zayan. Zayan terlihat semakin tampan dengan balutan kemeja hitamnya.

Zayan juga banyak tersenyum tadi. Senyum yang tidak pernah Aleana lihat sebelumnya.

Ah memikirkannya saja membuat Aleana semakin jatuh akan pesona seorang Zayan Pradipta.

Lama memikirkan Zayan hingga tak sadar kantuk datang kepadanya. Sebelum terlelap tidur, Aleana menyempatkan diri untuk mengganti bajunya terlebih dahulu.

Di tempat lain, Zayan juga tampaknya sama seperti Aleana, memikirkan kejadian tadi di restoran.

Dia bukannya tak sadar, dia sangat-sangat sadar jika gadis di sampingnya tadi itu selalu mencuci-curi pandang kearahnya.

Tak ingin memusingkan hal itu, Zayan memutuskan untuk segera terlelap karena waktu yang sudah semakin malam.

***

Pagi ini matahari tak bersinar seperti biasanya, digantikan dengan hujan yang turun deras.

Hawa dingin menyapa tubuh Aleana membuatnya semakin mengeratkan selimut tebal yang dipakainya.

Accismus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang