Part 40

290 10 0
                                    

Happy reading 💙

***

Zayan memarkirkan motornya di tempat parkir yang sudah disediakan. Benar seperti dugaannya, pasar malam terlihat ramai oleh anak-anak muda.

"Wah rame banget ya ternyata, gue belum pernah ke pasar malam." Ucap Aleana menatap berbagai macam wahana dan stand makanan di depannya. Jadi ini yang namanya pasar malam, jujur saja Aleana baru kali ini ke sini. Bersama Zayan, dia jadi tau hal-hal baru.

"Serius lo baru pertama kali ke pasar malam gini?" tanya Zayan menatap Aleana tak percaya.

"Iya. Bahkan gue baru tau kalo ada yang namanya pasar malam, gue tau nya cuma pasar buat belanja aja." Aleana berucap sambil tersenyum, matanya memancarkan kesenangan.

"Kalo gitu, ayok kita jelajahi pasar malam ini. Kita coba semua wahana yang ada disini, gimana?" tawar Zayan.

Aleana mengangguk antusias, "Ayok, ayok! Ih gue gak sabar banget, ayok Zayan cepet!"

Aleana menarik tangan Zayan, dia berjalan cepat bahkan hampir berlari. Zayan yang melihat Aleana begitu antusias itu tersenyum senang, tak salah dia membawa Aleana ke tempat seperti ini.

"Sabar Al, jangan lari! Banyak orang disini, nanti lo nabrak."

"Gue udah gak sabar banget Zay. Kita naik apa dulu?" tanya Aleana meminta pendapat.

"Naik itu aja gimana?" tunjuk Zayan pada wahana kora-kora.

"Gue belum pernah naik itu, tapi gak papa gue berani kok. Ayok!" ajak Aleana.

Mereka berjalan menuju loket tiket untuk menaiki wahana itu. Setelah mendapat tiket, keduanya langsung mendudukkan dirinya di wahana kora-kora.

Setelah kora-kora penuh dengan penumpang, wahana itu mulai bergerak. Pelan-pelan, pelan-pelan dan wusss!! Kora-kora bergerak dengan cepat membuat semua penumpangnya berteriak kencang, begitu pun dengan Aleana.

"AAAA ZAYAN!!! INI KENAPA KAYAK GINI??? GUE TAKUT, GUE GAK MAU LAGI NAIK INI. KENAPA LO GAK BILANG KALO WAHANA INI GERAKNYA CEPET BANGET?!!"

"HUWA ZAYAN MAU UDAHAN!! UDAH HUWAA GUE MAU TURUN!! PAPI TOLONG!!"

Aleana terus berteriak membuat Zayan membawanya ke dalam pelukan.

Zayan terkekeh melihat Aleana yang ketakutan dan berteriak-teriak itu. Kalo Zayan sih santai aja ya, dia hanya diam saja tidak berteriak-teriak seperti penumpang lain.

Laju kora-kora mulai melambat, itu membuat Aleana bernafas lega. Tapi air matanya masih saja turun.

Tak lama, kora-kora berhenti total. Aleana masih saja sesenggukan walaupun sudah turun dari wahana itu.

Zayan yang tak tega melihat Aleana seperti itu kembali membawa Aleana kedalam dekapannya.

"Ssttt udah-udah! Maaf ya! Kalo tau gini, gue gak akan ajak lo naik itu." Zayan mengusap punggung Aleana yang bergetar naik turun karena sesenggukannya.

"Gue takut Zayan, kenapa lo gak bilang kalo wahana itu geraknya kayak gitu. Gue takut kalo gue sampe terpental gimana?" Aleana mendongakkan kepalanya menatap wajah Zayan dari bawah. Mata dan hidungnya memerah hingga membuat Zayan menjadi semakin tak tega.

"Iya maafin gue ya? Udah jangan nangis lagi!" Zayan menatap wajah Aleana dari atas, keduanya masih berpelukan di tengah pasar malam yang ramai.

Zayan menghapus air mata Aleana, dia juga mengusap ingus yang keluar dari hidung Aleana tanpa rasa jijik.

"Lo maafin gue kan?"

Aleana hanya menganggukkan kepalanya sebagai balasan.

"Yaudah sekarang lo mau apa?"

Accismus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang