Part 19

437 18 0
                                    

Hallo semua!! Apa kabarnya nih?
.
.
.

Happy reading 💙

***

Siang ini kelas 12 IPA 2 sedang pelajaran olahraga di lapangan basket. Dengan tidak semangatnya anak-anak IPA 2 melakukan pemanasan.

Sebenarnya tidak melakukan pemanasan pun badan mereka sudah panas karena matahari yang terik.

Sial sekali 12 IPA 2 ini, mendapat jadwal pelajaran olahraga di siang hari yang mana matahari tengah bersinar terik-teriknya.

"Huh gila panas banget!" Tasya mengeluh dengan tangan yang mengusap keringat yang mengalir di dahinya.

"Iya gila, panas banget. Nih matahari gak bisa apa sembunyi dulu selama kita olahraga," gerutu Aleana pelan.

"Hari ini materi kita tentang bola basket. Silahkan bagi kelompok menjadi 4, laki-laki 2 kelompok, dan perempuan 2 kelompok! Yang main pertama kali laki-laki, jadi untuk perempuan bisa duduk dipinggir lapangan sembari memperhatikan anak laki-laki yang sedang bermain!" jelas guru olahraga nya itu.

Anak perempuan jelas senang mendengar itu. Setidaknya mereka bisa berteduh dulu dari teriknya matahari. Sedangkan anak laki-laki berdecak kesal mendengarnya.

Aleana dan Tasya duduk di tribun pinggir lapangan. Tempatnya teduh, jadi mereka memilih untuk duduk disana.

"Al, Al lo tau gak-" belum selesai Tasya berbicara tapi sudah dipotong oleh Aleana.

"Enggak."

"Ish Al gue belum selesai ngomong, dengerin dulu!" Tasya menggerutu marah.

"Hehe sorry, yaudah lanjut-lanjut!"

"Jadi Al, tadi malem si Keenan ngeDM gue, terus dia minta no WhatsApp gue dong! Ih sumpah gue seneng banget tau ditanyain gitu sama cogan." Tasya bercerita heboh.

"Keenan temennya Zayan sama Rian? Kok bisa sih?" tanya Aleana tak percaya.

"Iya Keenan yang itu. Ya mana gue tau, gue aja kaget tiba-tiba di DM sama dia. Kalo lo gak percaya, nih buktinya!" Tasya menunjukkan ponselnya yang menampilkan isi pesan dari Keenan.

"Lah iya. Eh tapi gak mungkin kan si Keenan suka sama lo?" Aleana ragu, pasalnya Tasya itu orangnya sangat-sangat bawel jika dihadapkan dengan laki-laki, dia juga tak segan mengeluarkan kata-kata pedas yang menyakitkan jika di dengar. Jadi sebelum benar-benar mendekati Tasya, laki-laki itu harus menyiapkan mental terlebih dahulu.

"Kok gak mungkin sih. Ya mungkin dong, gue kan cantik, jadi bisa aja dia emang suka sama gue." Tasya mendelik kesal kearah Aleana.

"Ya lo emang cantik. Tapi mulut lo kalo ngomong sama cowok suka sembarangan, jadinya cowok-cowok pada kena mental sebelum benar-benar deketin lo!"

"Iya sih. Eh tapi kalo Keenan yang deketin gak bakal gue ngomong sembarangan. Janji deh gue, soalnya kan kapan lagi coba dideketin cogan, most wanted lagi."

Aleana memutar bola matanya malas, "Ya ya, serah lo aja deh!"

"Kalo lo lagi suka sama siapa Al? Kok gue gak pernah denger lo curhat tentang cowok sih, lo juga gak punya mantan kan? Jangan bilang ... lo gak normal ya? Lo suka sesama jenis? Omaygatt lo jangan deket-deket gue Al!" ucap Tasya heboh.

"Lo gila Sya?! Gue normal kali. Gue gak punya mantan ataupun gak pernah cerita tentang cowok bukan berarti gue penyuka sesama jenis ya!" ucap Aleana kesal.

Ya memang sih Aleana tidak pernah pacaran, tidak pernah dekat dengan laki-laki. Karena setiap laki-laki yang mendekati dirinya, Aleana selalu menutup diri. Dia hanya menganggap mereka sebagai teman biasa, tidak lebih. Tapi bukan berarti dia penyuka sesama jenis, gila aja si Tasya.

Accismus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang