Hello gais, gimana kabarnya??
Sebelum baca, vote dulu yuk!!Happy Reading 💙
***
"Mami? Wanita itu mami nya Aleana? Tapi kan–"
Sedari tadi, sejak Zayan pulang dari rumah Aleana, dia terus saja memikirkan seorang wanita yang dipanggil 'mami' oleh Aleana.
Bukannya apa, dia hanya ingin memastikan. Jika benar wanita itu mami nya Aleana, itu berarti wanita itu telah sembuh dari sakitnya.
Dan jika benar seperti itu, artinya Zayan bisa kembali mendekati Aleana tanpa harus takut dengan ancaman Clara yang akan menyebarkan berita tentang mami nya Aleana yang sakit jiwa.
Memikirkan itu, Zayan kesenangan di tempat. "Gue harus mastiin itu!"
Zayan berlari cepat dari kamarnya, dia ingin cepat-cepat menghampiri orang tuanya.
Dari atas, Zayan melihat ayah dan bundanya tengah bersantai di ruang keluarga, tak lupa juga ada Ara yang ikut duduk ditengah-tengah ayah dan bundanya.
Melihat itu, Zayan pun berlari menuruni anak tangga. "Bunda, ayah!"
Alex dan Lusiana yang mendengar teriakkan Zayan pun menolehkan kepalanya, terlihat putra pertamanya yang tengah berlari menuruni tangga.
"Abang jangan lari-lari nanti ja–"
Bruk
"tuh!" Lusiana menghela napasnya pelan, belum selesai dia berucap, anaknya sudah terjatuh.
"Loh abang kenapa? Kok tengkulep di bawah sih," tanya Ara heran, tadi dia mendengar suara gubrakan yang cukup keras, karena penasaran dia pun menolehkan kepalanya dan melihat abangnya yang tengah tengkurap di bawah.
"Ahahaha abang kamu jatoh Ra. Kamu sih bang, rusuh banget! Ngapain lari-lari gitu?!" sedari tadi Alex tak henti-hentinya menertawakan Zayan, bahkan air matanya sampai keluar gara-gara tertawa.
Ditempatnya, Zayan meringis pelan. Rasa sakitnya sih tidak seberapa, tapi malunya itu loh. Tadi dia pikir, dia telah melewati semua anak tangga, tapi ternyata ada satu anak tangga yang terlewat. Alhasil dia jadi terjatuh.
Zayan bangun dan segera menghampiri orang tua dan adiknya. Dia mendudukkan dirinya di sofa yang hanya bisa diduduki oleh satu orang.
"Kamu gak papa bang? Ada yang sakit gak?" tanya Lusiana khawatir. Ah, bundanya ini memang berhati malaikat. Melihat anaknya yang terjatuh dia tidak menertawakannya, malah dia menanyakan keadaannya. Tidak seperti ayahnya. Lihat, bahkan sampai sekarang ayahnya itu masih saja tertawa dengan sesekali tangannya mengusap matanya yang berair.
Zayan tersenyum kecil, "Gak papa Bund. Gak ada yang sakit kok!"
"Emangnya kamu kenapa sih bang, kok lari-larian gitu? Jadinya jatoh kan!"
"Itu Bund, Zayan mau nanya sesuatu ke bunda sama ayah."
"Nanya apa?" melihat anaknya yang sepertinya serius itu membuat Alex menghentikan tawanya.
"Eum Bund, Yah, Zayan mau nanya, mami nya Aleana udah sembuh ya dari sakitnya?" tanya Zayan.
Lusiana menggeleng pelan, "Kita gak tau bang, emangnya kamu kata siapa bang?"
"Tadi Zayan ke rumahnya Aleana, terus yang bukain pintu itu wanita yang cantik banget, dan Aleana manggil dia itu mami!"
"Emang kalo mami nya Aleana udah sembuh kenapa bang?" tanya Alex.
KAMU SEDANG MEMBACA
Accismus [END]
Teen FictionAccismus - keadaan dimana kamu berpura pura tidak menyukai seseorang padahal sangat menyukainya- _________________________________________________ "Gila Al ! Lo ngoleksi foto dia sebanyak ini?? Hebat lo, di depan orang-orang lo bersikap seakan lo g...