Part 17

447 21 2
                                    

Happy reading gais 💙

***

Zayan baru saja tiba di sekolah. Hari ini dia mengendarai mobil sport nya. Hujan-hujan seperti ini tak mungkin kan ia membawa motor.

Dia turun dari mobil dengan payung hitam miliknya.

Di tengah lapangan upacara, dia melihat seorang gadis sedang memperhatikan kearahnya dan setelah itu berlari cepat. Dia tak melihat dengan jelas wajah gadis itu karena hujan yang turun.

Zayan mengangkat bahunya acuh dan segera berjalan menuju kelasnya. Dia melipat payungnya ketika telah sampai di koridor.

Seperti biasa, Zayan berjalan dengan wajah datarnya. Tapi meskipun begitu, itu tak mengurangi ketampanan Zayan.

"ZAYAN!" Suara teriakan menggema di sepanjang koridor.

Zayan menolehkan kepalanya ke belakang, dan setelah melihat seseorang yang tadi meneriakkan namanya membuat dia menghela nafas kasar.

Dia tak menghiraukan orang itu, Zayan tetap melanjutkan langkahnya.

"Ih Zayan tungguin dong!" orang yang tadi berteriak kini sudah ada di samping Zayan dengan tangan yang menggelayuti lengannya.

Zayan menghentakkan lengannya kasar agar tangan yang menggelayuti nya itu terlepas.

"Kamu kok gitu banget sih sama aku?! Biasanya kalo aku pegang tangan kamu, kamu diem aja tuh. Kenapa sekarang malah hempasin tangan aku?"

Kalian sudah pasti bisa menebak siapa itu, Clara. Ya, orang itu adalah Clara. Dengan tidak tau malunya dia berbicara seperti itu.

Dia tak ingat apa, jika hubungannya dan Zayan sudah berakhir.

Zayan tak mendengarkan ucapan Clara, dia hanya menatap datar kearah Clara dan berlalu setelahnya.

"Awas aja lo Zay! Gue akan balas perbuatan lo sama gue, tunggu aja!" gumam Clara dengan senyum sinisnya.

***

Keadaan kelas 12 IPA 2 saat ini ramai. Wajar saja ramai, karena guru yang mengajar tidak masuk.

Hujan masih mengguyur, tapi tak sederas tadi pagi.

Berbagai macam aktivitas dilakukan oleh murid-murid IPA 2. Ada yang tidur, bergosip ria, selfi-selfi, dan ada juga yang tengah galau di pojok kelas sembari menatap air hujan yang mengalir di jendela.

Ah jangan lupakan juga Tora yang tengah bernyanyi dengan suara cemprengnya di depan kelas. Laki-laki satu itu memang tak tau diri, suara pas-pasan saja sok-sokan ingin nyanyi.

"Berisik Tor, suara lo itu jelek, merusak gendang telinga gue tau gak!" Stella, salah satu murid IPA 2 yang hobi berteriak itu sudah tidak bisa menahan kekesalannya pada Tora yang sedari tadi bernyanyi tidak jelas.

"Enak aja! Suara merdu gini lo bilang jelek,"

"IYA MERDU. MERUSAK DUNIA!" Teriak Stella menggelegar di penjuru kelas.

Dan selanjutnya keadaan kelas semakin ramai karena Tora dan Stella yang tengah berdebat.

"Sya anter gue ke kamar mandi yuk! Nanti abis itu kita ke kantin," ajak Aleana pada Tasya.

Tasya mengangguk menyetujui dan mereka pun keluar dari kelas yang rame nya melebihi pasar itu.

Di koridor tampak sepi, hanya beberapa orang yang ada di koridor. Mungkin mereka masih di dalam kelas, karena memang bel istirahat akan berbunyi dua puluh menit dari sekarang.

Accismus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang