Part 35

314 13 0
                                    

Happy reading 💙

***

Zayan mendudukkan tubuh Aleana di brankar UKS, dia meneliti kepala Aleana yang tadi terkena bola.

Ada sedikit benjolan disana, untungnya benjolan itu bukan di dahinya jadi Aleana tidak malu jika bertemu orang-orang.

"Ini sakit?" tanya Zayan, tangannya sedikit menekan benjolan itu.

Plak

Aleana menepuk tangan Zayan pelan, "Sakit Zayan. Udah dibilangin jangan diteken juga, sakit tau!"

"Iya-iya maaf, gue cuma mau mastiin aja." Ucapnya dan berlalu dari hadapan Aleana.

Zayan mengambil wadah yang terletak disalah satu lemari untuk diisi air hangat dan tak lupa juga mengambil handuk kecil yang tersimpan di nakas.

Dengan pelan dan penuh kehati-hatian dia mengompres benjolan di kepala Aleana.

"Pelan-pelan, sakit nih!"

"Ini udah pelan Aleana."

"Tapi sakit, panas juga airnya. Udah ah, berhenti kompres nya!"

Zayan pun menghentikan kegiatan mengompres benjolan di kepala Aleana itu. Dia beralih menatap mata Aleana.

"Maaf gue gak sempet nolongin lo biar gak kena bola!" ucap Zayan penuh sesal, terlihat sekali dimatanya jika dia menyesal.

"Kenapa lo yang minta maaf? Udahlah, gak papa kali. Lagian udah lewat juga kan kejadiannya,"

Zayan mengangguk kecil, "Lo mau ke kelas atau mau disini?"

"Ke kelas aja deh, mau ngapain disini."

"Ayo, gue anter!" ajak Zayan menggenggam tangan Aleana lembut.

Aleana pun menurut dan mereka berjalan meninggalkan UKS menuju kelas Aleana.

"Masuk sana!" ucap Zayan ketika sampai di depan kelas Aleana.

"Iya, ini juga mau masuk."

Aleana memasuki kelasnya dan Zayan melanjutkan langkahnya menuju lapangan. Jam olahraga nya belum selesai, jadi dia kembali ke lapangan.

"Al lo gak amnesia kan gara-gara kena bola tadi?" tanya Tasya heboh begitu Aleana duduk di kursinya.

"Duh lo siapa ya? Gue gak kenal," tanya Aleana bermaksud bercanda.

"Serius lo gak inget gue? Gue Tasya Al, sahabat lo satu-satunya yang paling cantik cetar membahana." Rupanya Tasya merespon candaan Aleana dengan serius.

Bugh

Aleana menabok pelan bahu Tasya, "Heh gue becanda. Ya kali cuma kena bola doang gue jadi amnesia. Lebay lo!"

"Si anjir gue kira beneran, gue cuma takut aja kalo lo lupa sama gue. Nanti kalo lo lupa, gue sama siapa dong temenannya, gue gak punya temen lagi selain lo." Ucap Tasya mendramatisir.
"Eh tapi kepala lo masih sakit ga?"

"Udah mendingan kok. Tapi nih liat, kepala gue benjol. Untung aja benjolnya gak di jidat gue, kalo sampe benjolnya itu di jidat, gue malu ketemu orang-orang." Aleana menunjukkan benjolannya itu pada Tasya.

"Hahaha gak bisa bayangin sih gue kalo lo benjol di jidat," Tasya tertawa kencang.

"Kurang ngajar!" ucap Aleana pelan.

***

Bel pulang sekolah telah berbunyi beberapa menit yang lalu, tapi kelas Aleana baru keluar sekarang karena tadi guru fisika nya mengadakan ulangan dadakan.

Accismus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang