Part 11

518 26 6
                                    

Perhatian semua pengunjung kantin tertuju pada Aleana yang tengah terduduk di lantai dan seorang perempuan yang berdiri di depan Aleana.

"Lo kalo jalan liat-liat dong! Liat nih sepatu mahal gue jadi kena kuah mi ayam lo itu!" maki perempuan itu.

Loh bukannya dia ya yang tidak berhati-hati. Dia yang berlari dan menabrak kok jadi malah nyalahin Aleana sih.

Aleana berdiri dan menatap tajam perempuan di depannya ini, "Lo yang gak liat-liat! Gue jalan udah bener ya, lo nya aja yang salah. Ngapain lo lari-lari di kantin dan akhirnya jadi nabrak gue kan."

"Ya kalo lo liat gue lagi lari ya lo ngehindar dong, bukan malah diem aja!"

"Gue gak sempet ngehindar karena lo udah keburu dateng dan nabrak gue."

"Ya pokoknya ini salah lo. Bersihin nih sepatu gue pake seragam lo!"

"Dih ogah banget. Lo siapa nyuruh-nyuruh gue? Lagian lo yang salah, lo yang harusnya minta maaf."

Tasya yang mendengar keributan itu langsung menghampiri Aleana, berbarengan dengan itu Zayan dan dua temannya pun ikut menghampiri.

"Gue gak mau minta maaf sama lo sebelum lo bersihin sepatu gue. Ini sepatu mahal, lo gak akan mampu beli nya!"

"Berapa harga sepatu lo? Gue bisa beli, bahkan pabriknya pun bisa gue beli. Kalo perlu lo juga gue beli." Jawaban Aleana itu tentunya semakin membuat perempuan itu marah.

Dia hendak menarik rambut panjang dan indah milik Aleana, tapi sebelum itu terjadi, sebuah lengan menghentikan pergerakan perempuan itu.

"Lo mau ngapain sahabat gue?" tanya Tasya. Ya, yang menahan lengan perempuan itu adalah Tasya.

"Woy cewek lampir! Lo mau main kasar sama bidadari gue?" Rian berdiri di depan Aleana seolah melindungi Aleana dari Clara. Ya, perempuan yang menabrak Aleana adalah Clara.

"Lo jangan macem-macem ya! Lo mungkin pacarnya sahabat gue, tapi kalo lo kasar sama Aleana, gue gak bakal diem aja." Rian menatap Clara dengan wajah marahnya.

"Lo mending bawa pacar lo dari sini deh Zay, daripada dia makin nambahin masalah." Keenan menyuruh Zayan untuk membawa Clara. Zayan pun hanya menurut dan menarik tangan Clara kasar.

Setelah kepergian Zayan dan Clara. Tasya, Rian dan Keenan membawa Aleana menuju UKS.

Ternyata saat dia terjatuh tadi, kuah mi ayam yang panas itu mengenai tangannya. Karena terlanjur kesal dengan perempuan itu, Aleana jadi melupakan rasa sakitnya.

"Makasih ya kalian udah nolongin gue." Ucap Aleana sesampainya di UKS.

"Sama-sama cantik. Lo kalo diapa-apain lagi sama tuh cewek lampir, kasih tau kita aja!" ucap Rian.

Aleana mengangguk, "Eh btw gue belum tau nama kalian loh tapi kalian udah nolongin gue aja. Padahal kan gue gak kenal sama kalian."

"Nama gue Rian."

"Kalo gue Keenan."

"Oke Rian, Keenan, makasih ya sekali lagi udah nolongin gue." Ucap Aleana tulus.

Rian dan Keenan hanya mengangguk membalas ucapan Aleana.

"Oh iya kalian udah tau kan nama gue. Nah kalo ini namanya Tasya, sahabat gue."

"Hai Tasya!" sapa Rian dan Keenan.

Tasya mengangguk dan tersenyum membalas sapaan Rian dan Keenan. "Eh yang tadi itu pacarnya Zayan kan?"

"Iya. Gue gak tau deh Zayan kerasukan apa sampe mau pacaran sama tuh cewek lampir." Jawab Keenan. 

"Tapi katanya sih terpaksa, gak tau terpaksa kenapa." Sahut Rian.

"Mereka pacaran udah lama ya?" tanya Aleana menatap Rian dan Keenan bergantian.

"Lumayan, sekitar satu tahun setengah." Balas Rian.

"Tapi sumpah deh, gue sama Rian gak suka banget sama Clara." Ucap Keenan mengeluarkan keluh kesahnya.

"Kenapa bisa gak suka?" tanya Tasya.

"Kita gak suka sama sifat dan sikap dia. Dia seolah mau memperdaya Zayan, dia ngancam-ngancam Zayan kalo gak mau nurutin kemauan dia. Ah pokoknya banyak deh alasan yang buat kita gak suka sama tuh cewek." Jelas Rian panjang lebar.

Aleana dan Tasya mengangguk mengerti.

"Eh kita pergi dulu ya. Mau nyari Zayan." Pamit Rian pada Aleana dan Tasya.

Setelahnya hanya ada Aleana dan Tasya di UKS.

"Sya sakit banget." Keluh Aleana sambil menunjukkan tangannya yang telah dibalut dengan perban.

Tasya meniup-niup tangan Aleana dan mengusap-usapnya pelan, "Lo mau gue bales gak tuh si cewek lampir?"

"Gak usah Sya, apaan sih. Yang ada nanti masalahnya tambah panjang."

"Ah lo mah gak asik. Padahal gue pengen banget bales dia, kalo perlu yang lebih parah dari yang lo rasain."

"Udah ah, gue gak mau punya masalah sama orang. Biarin aja."

"Oh ya Sya lo tau gak, ternyata rumah Zayan itu deket rumah gue. Kita cuma beda komplek aja."

"Hah serius lo?" Tasya terkejut mendengar itu.

"Iya Sya, kaget kan lo. Sama, gue juga kaget. Jadi pas malem tuh gue kan ke supermarket depan komplek perumahan gue, terus gue liat ada anak kecil kayak yang panik gitu, jadi gue samperin kan tuh anak kecil. Eh ternyata, dia adiknya Zayan. Terus gue tanya 'rumah lo deket sini ya?' Nah si Zayan jawab iya. Gue kaget dong." Jelas Aleana panjang lebar.

"Gila. Zayan punya adik?"

"Iya, adiknya cewek. Lucu banget lagi, apalagi pipinya, pengen gue gigit rasanya."

"Yee kanibal lo!"

"Udah yuk Sya kita ke kelas aja. Maaf ya istirahat ini kita gak makan dulu."

"Iya udah gak papa, yaudah yuk."

***





Makasih udah baca..

Jangan lupa vote dan komennya yaa!!




Accismus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang