Part 43

238 10 0
                                    

Happy reading 💙

***

Bel istirahat sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu, tapi kelas Aleana belum ada tanda-tanda akan keluar.

Guru yang mengajar itu masih asik menjelaskan materinya tanpa menghiraukan bel yang berbunyi.

Murid-murid IPA 2 sudah berpuluh-puluh kali mengingatkan gurunya itu bahwa waktunya sudah habis.

Tapi sang guru yang mengajar agama itu tidak mengindahkan perkataan murid-muridnya, katanya ini sebagai balasan karena tadi pagi sudah mengerjainya dengan mengatakan ada yang kesurupan padahal tidak ada.

"Pak, udah dong! Waktunya udah habis, kita mau istirahat pak. Cacing-cacing diperut saya ini udah demo minta diisi dari tadi pak," keluh Tora dengan wajah yang dibuat semelas mungkin.

"Kalian ini dari tadi berisik sekali ya. Yasudah, istirahat sana!"

Pak Agus akhirnya menyerah lantaran tak kuat lagi mendengar murid-muridnya yang protes.

Dengan langkah tegapnya, pak Agus keluar dari kelas yang seketika membuat semua penghuni kelas menghembuskan nafasnya lega.

"Huwa akhirnya bisa istirahat juga. Yuk Al, ke kantin!" ajak Tasya dengan senyum yang mencurigakan.

Aleana mengernyitkan dahinya bingung, "Kenapa lo senyum-senyum gitu? Perasaan gue gak enak nih,"

"Hehe lo kan udah pacaran nih sama Zayan. Jadi, biar hubungan lo langgeng ya lo harus traktir gue. Pajak jadian gitu loh," ucap Tasya dengan alis yang naik-turun.

Aleana berdecak sebal, benarkan jika perasaannya tidak enak. "Yaudah, berhubung gue anaknya baik hati dan tidak sombong. Jadi, gue traktir lo makan."

"Nah gitu dong. Eh minumnya juga lo traktir kan? Ya masa cuma makan doang sih, nanti kalo seret terus pengen minum gimana?"

"Kalo minum, lo beli sendiri aja!"

"Yah kok gitu sih Al?"

"Haha gue becanda kali. Udah ah ayok cepetan! Tuh Zayan sama yang lain udah nunggu di depan," tunjuk Aleana kearah ambang pintu kelas yang sudah ada Zayan dan kedua temannya berdiri.

Aleana berjalan mendahului Tasya, dengan cepat dia menggelayuti lengan Zayan dan tersenyum manis kearahnya. Rupanya Aleana sudah melupakan kejadian tadi pagi ya.

"Hai!" sapa Aleana mendongakkan kepalanya menatap wajah Zayan dari bawah.

Zayan menunduk untuk melihat Aleana, dia balas tersenyum manis dan tak lupa juga tangannya yang mengelus puncak kepala Aleana.

"Hai juga sayang!" balas Zayan pelan.

Mendengar kata 'sayang' dari Zayan lagi membuat Aleana mencubit pinggang Zayan pelan.

"Ih udah dibilangin jangan sering panggil sayang! Aku malu tau," ucap Aleana cemberut.

"Haha iya maaf. Yaudah yuk ke kantin!" ajak Zayan pada Aleana. Keduanya berjalan mendahului Tasya, Keenan dan Rian.

Tasya, Keenan dan Rian yang melihat tingkah Aleana dan Zayan itu mencibir.

Mentang-mentang udah jadian, mereka jadi dilupakan.

Tasya dan Keenan tak mau kalah dari pasangan baru itu, mereka berlari mendahului Aleana dan Zayan dengan tangan Keenan yang merangkul pundak Tasya.

Sedangkan Rian, dia berjalan paling belakang seorang diri. Sungguh malang sekali nasibmu Rian, hanya bisa melihat ke-uwu-an teman-temannya. Pokoknya Rian juga harus cari pacar secepatnya, biar dia juga bisa menunjukkan kepada teman-temannya kalo dia juga bisa uwu-uwu'an.

Accismus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang