Part 2

1.1K 46 0
                                    

Zayan meletakkan tubuh Aleana di atas brankar UKS dengan hati-hati. Dia memperhatikan sekilas wajah cantik Aleana sebelum meninggalkannya.

Ketika hendak menarik pintu UKS berbarengan dengan itu ada seseorang yang membuka pintu. Tampak seorang gadis berkacamata yang terlihat kaget ketika melihat Zayan, seorang most wanted boy di sekolahnya berdiri dengan wajah datar.

"Kak Zayan, ada perlu apa ke UKS?" tanya gadis itu dengan gugup. Hey siapa yang tidak gugup jika orang yang di depanmu ini seorang laki-laki tampan yang sedang menatap datar kearahmu.

"Urusin!" titah Zayan singkat dengan mata yang melirik salah satu brankar UKS dan setelahnya berlalu pergi.

"Hah urusin? Urusin apa? Ih ternyata bener ya kata orang-orang kalo kak Zayan itu kalo ngomong suka ga jelas." Gumam Gadis berkacamata itu.

Dia pun tampaknya tidak begitu menghiraukan ucapan Zayan yang tidak jelas itu. Tapi ketika melewati salah satu brankar dia melihat ada seorang gadis yang tertidur, ah tidak lebih tepatnya pingsan.

"Oh mungkin maksud kak Zayan itu ini, dia nyuruh aku buat urusin orang ini." Gadis berkacamata itu menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
"Eh tunggu, loh kak Aleana. Ternyata yang pingsan itu kak Aleana."

Eungh..

Suara lenguhan membuat gadis berkacamata itu dengan segera mendekati Aleana.

"Kak ada yang sakit?" tanya gadis itu.

"Loh kok gue disini, lo siapa?" tanya Aleana heran.

"Saya Shabilla kak. Tadi kakak pingsan terus mungkin kakak dibawa kesini sama kak Zayan, soalnya tadi sempet ada kak Zayan."

Aleana yang mendengar itu pun mengangguk tanda mengerti. Tunggu-tunggu tadi katanya dia ditolong Zayan, siapa Zayan?

"Eh Zayan siapa? Gue gak kenal sama yang namanya Zayan."

"Itu loh kak, most wanted boy di sekolah ini. Masa kakak gak tau, dia kan terkenal banget. Udah ya kak saya mau ke kelas lagi, tadinya saya kesini cuma mau ambil minyak kayu putih aja, eh tapi kak Zayan malah nyuruh saya buat urusin kakak, saya kan gak tau ngurusinnya gimana, soalnya kan saya bukan anggota PMR." Jelas Shabilla panjang lebar.

"Yaudah lo ke kelas aja. Makasih udah nemenin gue disini."

Shabilla yang mendengar itu segera pergi dari UKS menyisakan Aleana sendiri.

Aleana melirik jam yang menempel di dinding menunjukkan sudah waktunya istirahat, dia pun segera meninggalkan UKS menuju kantin untuk mengisi perutnya yang sudah sangat lapar.

Sesampainya di kantin, dia mengedarkan pandangannya ke segala arah hingga matanya menatap sang sahabat yang sedang menyantap makanannya dengan sangat nikmat itu.

"Wah bagus. Sahabatnya baru aja bangun dari pingsan bukannya khawatir ini malah enak-enakan makan. Sahabat kurang ajar." Gumam Aleana kesal. Dia pun berjalan menghampirinya dan....

Brakk...

Uhuk uhuk uhuk

Dengan tidak merasa bersalahnya Aleana duduk dihadapan sang sahabat dengan senyuman manisnya.

"Lo gila Al! Kalo gue mati gimana?" tanya gadis di depan Aleana dengan nada kesal.

"Lebay! Gitu doang gak bakalan buat lo mati kali Sya."

Gadis yang dipanggil 'Sya' itu diam tak menanggapi Aleana. Dia masih kesal pada sahabatnya itu.

"Dih lo marah Sya? Harusnya gue dong yang marah. Lo tau gak tadi gue abis pingsan gara-gara dihukum si botak. Lo kemana hah?" tanya Aleana.

Tasya Laurent, atau yang kerap disapa Tasya itu membelalakkan matanya terkejut. "Hah lo pingsan Al? Sekarang lo gapapa kan?"

"Telat lo. Gue ada disini sekarang, jadi menurut lo gue baik-baik aja atau gak?"

"Hehe sorry Al, gue kan gak tau lo pingsan. Terus lo ditolongin siapa?"

"Katanya sih gue ditolong sama cowok yang namanya Zayan. Tapi gue gak tau Zayan itu yang mana, kalo gue tau, gue bakal ucapin terimakasih sama dia. Lo tau gak Sya orangnya yang mana?" tanya Aleana.

Tasya yang mendengar itu tersedak air minumnya yang membuat air itu muncrat ke wajah cantik Aleana.

"TASYA! LO JOROK BANGET SIHH!" teriak Aleana marah. Dia dengan segera mengambil tisu yang tersedia di setiap meja kantin dan mengusap wajahnya kasar.

"Hehe sorry abisnya gue kaget. Tadi kata lo, lo ditolongin sama Zayan? Yang bener lo?" tanya Tasya tak percaya begitu saja.

"Ya gue juga gak tau sih. Tapi kata cewek yang ngejaga gue sih gitu, gue kayaknya ditolong si Zayan itu soalnya pas si cewek itu masuk ke UKS udah ada dia dan bilang ke si cewek itu buat ngurusin gue."

Tasya hendak menjawab tapi Aleana menghentikannya. "Tunggu-tunggu! Gue mau pesen makan dulu, nanti keburu bel masuk lagi."

Tak lama Aleana kembali dengan tangan yang memegang nampan berisi bakso dan jus jeruk.

"Nah sekarang lo lanjutin, gue dengerin lo sambil makan."

"Al lo beneran gak tau siapa Zayan?" tanya Tasya heran. Bagaimana tidak heran, semua orang disini mungkin mengenal siapa itu Zayan karena dia salah satu most wanted disini. Tapi ini, sahabatnya tidak tau siapa itu Zayan.

"Gue gak tau Sya. Lagian lo kan tau sendiri gue orangnya kudet banget."

"Iya sih, lo emang kudet. Tapi walaupun lo kudet kenapa bisa semua murid disini kenal lo?"

"Ya mana gue tau. Udah deh cepet kasih tau gue siapa itu Zayan!"

"Oke gue jelasin. Zayan Pradipta salah satu most wanted boy disini, anak kelas 12 IPA 1 yang terkenal dingin, irit ngomong dan gak peduli sama sekitar. Tapi walaupun begitu, dia udah punya pacar di kelas 12 IPS 3 namanya Clara. Si Clara ini orangnya sombong banget karena merasa bangga bisa pacaran sama Zayan. Gak tau deh kenapa Zayan bisa suka sama dia, tapi katanya sih mereka udah temenan dari kecil dan mungkin itu yang ngebuat Zayan suka sama dia." Jelas Tasya panjang lebar.

"Gue jadi penasaran sama orangnya. Yang mana sih Sya, tunjukkin dong!"

Tasya yang hendak menjawab harus mengurungkan niatnya itu karena suara teriakan-teriakan histeris dari semua kaum hawa yang ada di kantin.

***

Vote dan komennya jangan lupa yaa! 💙

Accismus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang