Part 18

437 20 2
                                    

Hello gais, happy reading 💙

***

Siang ini cuaca lumayan terik, berbanding terbalik dengan tadi pagi yang hujan deras.

Aleana baru saja keluar dari kelas seorang diri, Tasya tadi telah pulang terlebih dahulu. Teman-teman sekelasnya pun semuanya sudah pulang. Di kelas benar-benar hanya ada Aleana sendiri.

Aleana sengaja pulang lebih lama karena dia bosan di rumah. Ingin mengajak Tasya jalan-jalan tapi tak jadi karena Tasya ada urusan bersama keluarganya.

Aleana berjalan di koridor yang sepi, jelas sepi karena semuanya pasti sudah pulang.

Saat melewati lapangan basket, dia melihat tiga orang laki-laki yang sedang bermain basket.

Mereka tampak bersemangat memainkan bola berwarna oranye itu. Sesekali salah dua dari mereka tertawa.

Aleana menghentikan langkahnya sejenak, dia memperhatikan mereka yang lihai bermain basket.

Tak terasa sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman. Dia mengambil ponsel di sakunya dan memotret salah satu dari mereka.

Dirasa sudah banyak foto yang diambilnya, Aleana pun kembali melanjutkan langkahnya menuju halte dekat sekolah.

Dia akan menelpon supir papi nya untuk menjemputnya.

Aleana mencari kontak sang supir sesampainya di halte.

"Halo pak! Bisa jemput Lea di sekolah gak?" ucap Aleana kepada supirnya itu.

...

"Oke Lea tunggu di halte dekat sekolah ya!"

Tut

Aleana memutuskan sambungan teleponnya setelah mendapat jawaban dari supirnya.

Dia duduk di bangku yang disediakan di halte seorang diri. Tak lama dari itu, dia melihat mobil sport hitam yang baru saja keluar dari pelataran sekolah. Dia mengenal mobil itu, mobil Zayan.

Mobil sport Zayan keluar disusul dengan dua mobil lainnya. Itu pasti mobil Rian dan Keenan.

Tin tin

"Non Lea, ayok pulang!"

Karena fokus memperhatikan mobil Zayan dan kedua temannya hingga tak sadar jika mobil yang menjemputnya telah tiba.

Aleana segera memasuki mobilnya dan mobil pun melaju dengan kecepatan sedang.

***

Aleana menghempaskan tubuhnya ke kasur. Dia mengambil ponsel dan membuka galeri foto, disana terdapat foto seseorang yang diambilnya secara diam-diam.

Aleana bangun dari kasurnya dan melangkahkan kakinya menuju meja belajar. Dia akan mencetak foto orang yang ada di galeri ponselnya dan akan menyimpannya di sebuah ruangan. Ruangan yang tidak seorang pun tau, kecuali Aleana sendiri.

"Nah akhirnya jadi juga," gumam Aleana pelan. Dia tersenyum melihat foto yang telah dicetaknya tadi.

Aleana melangkahkan kakinya menuju satu lukisan besar yang ada di kamarnya. Dia menggeser lukisan itu, dan saat lukisan itu bergeser terlihat banyak tombol yang jika ditekan sebuah pintu yang tak terlihat akan terbuka.

Aleana menekan tombol-tombol itu dan saat itu pula pintu tersembunyi itu terbuka lebar.

Dia memasuki ruangan itu, disana sudah banyak foto maupun poster yang berukuran besar.

Accismus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang