Part 53

133 8 1
                                    

Hello gais, apa kabar??
Gimana sama hari ini? Menyenangkan atau sebaliknya?
Semoga hari kalian selalu menyenangkan yaaa..
.
.
.
Happy reading 💙

***

Aleana memasuki rumahnya dengan langkah lunglai. Matanya terlihat sembab karena menangis.

Saat melewati ruang keluarga, terdengar suara Damian yang memanggilnya.

"Princess papi udah pulang?! Sini sayang duduk dulu, papi mau ngomong sesuatu sama kamu!"

Aleana membeku ditempat. Jika dia menghampiri Damian, papi nya itu pasti akan melihat matanya yang sembab.

"Sayang sini!" panggil Damian lagi.

Dengan menundukkan kepalanya, Aleana berjalan menuju Damian dan duduk disampingnya.

"Kamu kenapa, kok nunduk gitu?" tanya Damian bingung.

"Enggak Pi, gak papa. Papi mau ngomong apa?" tanya Aleana mengalihkan pembicaraan.

Damian tak langsung percaya begitu saja. Dia mengangkat dagu anaknya agar menatap wajahnya. Seketika matanya melebar, melihat mata Aleana yang sembab seperti sudah menangis.

"Loh sayang, kamu kenapa? Kamu habis nangis, siapa yang udah bikin kamu nangis? Kasih tau papi, biar papi beri dia pelajaran!"

Aleana menggeleng cepat, "Enggak Pi, Lea gak papa. Tadi di sekolah Lea nonton film sama Tasya, film nya itu sedih banget jadinya Lea nangis deh."

"Bener? Kamu gak bohong kan?" tanya Damian.

"Iya Pi, beneran kok!"

"Yaudah, papi percaya. Tapi kalo sampe ada yang nyakitin kamu, kamu harus bilang sama papi!"

"Iya Pi. Papi mau ngomong apa tadi?"

"Oh iya, papi lupa. Papi punya kabar baik buat kamu, buat kita."

"Wah, apa tuh Pi?" tanya Aleana tak sabar.

"Tadi waktu di kantor, dokter Ana telepon dan bilang sama papi kalo mami kamu udah dinyatakan sembuh."

"Hah papi serius? Papi gak bohong kan? Mami udah sembuh? Pi, Lea seneng banget. Kapan Pi, kapan mami bisa pulang?" tanya Aleana antusias, dia benar-benar senang karena mami nya sudah sembuh. Terakhir kali Aleana menjenguk Kinara, Kinara sudah sering merespon ucapannya dan sudah bisa memanggil namanya.

"Besok. Mami pulang besok,"

"Lea mau ikut jemput mami Pi, Lea mau ikut!"

"Eh kamu kan harus sekolah!"

"Yah tapi Lea pengen ikut Pi. Lea udah gak sabar ketemu mami,"

"Enggak ya, kamu harus sekolah! Papi pastiin kalo kamu pulang sekolah, mami udah di rumah."

"Beneran kan Pi?"

"Iya sayang."

"Yaudah, Lea gak ikut jemput mami. Tapi mami harus udah di rumah kalo Lea pulang."

"Iya, papi pastiin itu. Yaudah sekarang kamu ganti baju dulu abis itu makan!"

"Oke Pi!" Aleana berlari menuju kamarnya, dia sangat senang.

***

"Bunda!" panggil Zayan dengan lirih, dia langsung memeluk tubuh Lusiana dengan erat.

"Kenapa bang?" tanya Lusiana membalas pelukan Zayan, tapi matanya masih tertuju pada televisi yang ada di depannya.

Zayan tak menjawab, dia malah menangis di pelukan Lusiana.

Accismus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang