Part 52

134 10 1
                                    

Happy reading 💙

***

Taman belakang sekolah, disinilah Aleana dan Zayan berada. Keduanya duduk di salah satu bangku yang ada disana.

Sedari tadi tak ada pembicaraan diantara mereka. Keduanya sama-sama diam tak bersuara.

Aleana menghembuskan napasnya pelan, dia beralih menatap Zayan dari samping.

"Bisa kamu jelasin, kenapa kamu berangkat sama Clara? Kamu bilang, kamu gak bisa jemput aku karena ada urusan. Tapi kenapa kamu malah berangkat sama Clara," ucap Aleana memecah keheningan.

Zayan diam sejenak, "Maaf!" hanya itu yang diucapkan Zayan.

"Kamu bohong sama aku?"

Zayan mengangguk.

Aleana tersenyum miris, "Kenapa? Kenapa kamu bohong? Aku salah apa sama kamu Zay? Kenapa kamu lakuin itu sama aku? Padahal tadi malem kita masih baik-baik aja, kalo aku ada salah maafin aku Zay."

"Kamu gak salah sayang. Aku yang salah, aku yang harusnya minta maaf sama kamu." -batin Zayan.

Sebenarnya Zayan tak tega melihat Aleana, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa.

Ting

Ponsel Zayan berbunyi, itu pesan dari Clara.

Clara

|Kamu jangan macem-macem Zay, aku liatin kamu dari dari sini. Kalo kamu berani macem-macem, siap-siap aja berita itu aku sebar.
|Kamu juga jangan deket-deket sama Aleana mulai sekarang, kalo perlu putusin dia dan buat dia jadi benci sama kamu!

Gila, Clara memang sudah gila. Sekarang apa yang harus Zayan lakukan? Apa Zayan harus menuruti perintah Clara, kalau dia tidak menuruti perintah Clara, Aleana bisa menderita.

"Maafin aku sayang!"

"Gak. Lo gak salah! Gue yang harusnya minta maaf. Maaf karena udah mainin perasaan lo, mungkin ini saatnya gue jujur. Gue sebenernya gak pernah suka sama lo, maaf. Gue mau, hubungan kita berhenti sampai sini aja!"

Aleana tertawa mendengar itu, tawa yang dibuat-buat. Matanya mulai memanas, "Ahaha kamu bohong kan Zay? Kamu lagi ngerjain aku ya? Tapi kan ulang tahun aku masih lama,"

"Gue serius. Maaf udah nyakitin hati lo, gue pergi dulu!" usai mengucapkan itu, Zayan pergi dari sana meninggalkan Aleana sendiri yang mulai menangis. Zayan sengaja pergi dari sana karena dia sudah melihat mata Aleana berkaca-kaca, dia tak mau melihat Aleana menangis, itu akan membuatnya menjadi tak tega.

Clara tersenyum puas mendengar ucapan Zayan, sedari tadi dia bersembunyi dibalik pohon besar yang tepat berada di belakang Zayan dan Aleana. Setelah melihat kepergian Zayan, dia pun ikut pergi dari sana untuk menyusul Zayan.

"Hiks," satu isakan dari bibir mungil Aleana terdengar.

Air mata mulai membanjiri pipi Aleana, dia menangis sendirian di taman tanpa ada satu orangpun yang tahu.

"Hiks, kamu jahat Zay! Kenapa kamu tega lakuin itu sama aku?! Dimana Zayan yang selalu baik sama aku, dimana Zayan yang janji sama papi buat gak nyakitin aku?!"

"Aku tau kamu pasti bohong kan Zay? Selama ini kamu selalu baik sama aku, gak mungkin kan kalo kamu tiba-tiba jadi jahat hiks?!"

Accismus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang