Part 44

203 8 0
                                    

Happy reading 💙

***

Pulang sekolah kali ini Aleana tak langsung pulang kerumahnya melainkan ke rumah Zayan.

Tadi ketika istirahat, Zayan mengatakan jika Lusiana, bundanya ingin bertemu dengan Aleana.

Aleana dengan cepat menyetujuinya karena dia juga sudah sangat merindukan Ara dan ingin bertemu dengan Lusiana, si calon mertua. Aw, calon mertua ya? Mari kita doakan agar hubungan Zayan dan Aleana langgeng hingga ke jenjang pernikahan.

Aleana dan Zayan kini sudah tiba di depan rumah Zayan. Zayan menggenggam tangan Aleana, membawanya masuk ke dalam rumah.

"Bunda, liat nih Bund abang bawa siapa?!" teriak Zayan memanggil bundanya.

"Zayan gak sopan tau teriak-teriak gitu!" tegur Aleana.

Lusiana yang mendengar teriakkan Zayan itu segera menghampirinya. Dia terkejut ketika melihat seseorang yang dibawa Zayan.

"Nak Aleana, ya ampun bunda kangen banget sama kamu!" ucap Lusiana sembari memeluk tubuh Aleana.

"Aleana juga kangen banget sama tante!" balas Aleana, tak lupa juga tangannya membalas pelukan hangat Lusiana.

Sudah lama sekali rasanya Aleana tak merasakan pelukan hangat dari seorang ibu. Dan kini dia bisa merasakannya, walaupun bukan dari ibu kandungnya.

Tanpa terasa air mata Aleana menetes, dengan cepat dia mengusap air matanya itu. Dia tak mau jika Zayan maupun Lusiana melihatnya menangis.

Lusiana melepas pelukannya dan beralih menggenggam kedua tangan Aleana.

"Eh jangan panggil tante dong, panggilnya bunda aja ya!" titah Lusiana pada Aleana.

Aleana tersenyum canggung, "Eh i-iya bunda."

"Nah gitu dong. Oh iya kamu belum makan kan pasti, ayok kita makan dulu! Tadi bunda udah masak banyak loh." Lusiana mengajak Aleana untuk ke meja makan tanpa menghiraukan kehadiran Zayan.

Zayan yang ditinggalkan pun merasa sedikit sebal. Tapi disatu sisi dia juga bahagia karena bundanya sangat menerima kehadiran Aleana.

Aleana pun tampaknya senang bertemu Lusiana. Sebenarnya dia tadi melihat air mata Aleana jatuh saat memeluk bundanya.

Zayan mengerti, pasti Aleana merindukan pelukan hangat dari seorang ibu.

"Bunda abang kok ditinggal?! Yang anaknya bunda itu aku atau Aleana sih?!" tanya Zayan setibanya di meja makan.

Aleana sedikit terkejut melihat Zayan, dia baru tau sisi lain dari Zayan ketika di rumah. Cukup manja.

Sedangkan Lusiana yang mendengar pertanyaan Zayan itu hanya terkekeh kecil, "Bunda lupa kalo masih ada abang. Yaudah cepet abang juga makan!"

"Aleana mau makan sama apa, sini bunda ambilin!" Lusiana hendak meraih piring yang terletak di depan Aleana, tapi Aleana dengan cepat menghentikan pergerakannya.

"Eh bunda gak usah. Aleana ambil sendiri aja," ucap Aleana sungkan.

"Loh gak papa, biar bunda aja!" Lusiana tetap kekeuh ingin mengambilkan Aleana makanannya, jadi Aleana mau tak mau mengiyakan.

"Kamu mau pake lauk apa Al?" tanya Lusiana pada Aleana.

"Eum ... terserah bunda aja deh."

"Yaudah, nih kamu makan yang banyak ya! Ini bunda masak sendiri loh."

"Oh ya? Pasti enak-enak nih makanannya. Aleana cobain ya Bund,"

"Iya sayang," balas Lusiana, tangannya mengelus rambut Aleana.

Accismus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang