Part 42

204 10 0
                                    

Happy reading 💙

***

Hari Senin kembali datang. Senin ini semua warga Merah Putih heboh karena postingan yang diunggah Zayan di media sosial nya pada malam Minggu kemarin.

Sebenarnya mereka sudah bertanya-tanya sejak malam Minggu kemarin. Tapi mereka harus menahan rasa penasarannya sampai hari Senin ini.

Mereka bertanya-tanya dan menyimpulkan jika Zayan dan Aleana telah resmi berpacaran.

Sebagian dari mereka menyetujui hubungan keduanya, dan sebagiannya lagi tidak menyetujui. Pasti yang tidak setuju itu karena belum bisa move on dari pasangan Zayan-Clara. Tapi tenang, yang tidak setuju jumlahnya sedikit kok!

Suara motor yang memasuki area sekolah membuat semua pasang mata tertuju pada motor itu, ah tidak, lebih tepatnya pada dua orang yang menaikinya.

Dua orang yang sedari tadi dibicarakan itu baru datang. Mereka mulai berbisik-bisik lagi ketika melihat Aleana dan Zayan berjalan dengan tangan yang bergandengan.

Aleana jelas mendengar bisikan-bisikan itu. Dia mengernyitkan dahinya bingung, biasanya kan mereka tidak heboh karena sudah terbiasa melihat dia dan Zayan berangkat bersama. Tapi, kenapa kali ini mereka begitu heboh?

"Mereka kenapa sih Zay? Kok heboh banget," tanya Aleana heran, dia mendongakkan kepalanya menatap wajah Zayan.

Zayan menunduk untuk melihat Aleana, "Gak tau."

Aleana tak tau saja jika mereka heboh karena postingan Zayan. Zayan juga sepertinya tidak sadar akan hal itu.

Seakan teringat sesuatu Aleana menepuk dahinya pelan. "Oh iya kamu post foto yang aku kirim ya di ig kamu? Kenapa, kok kamu post?"

Aleana sebenarnya ingin menanyakan itu sejak kemarin, tapi dia lupa.

"Gak papa, pengen aja. Sekalian biar semua orang tau kalo kamu udah jadi pacar aku." Jawab Zayan.

"Hah tunggu-tunggu! Jangan bilang mereka heboh karena postingan kamu?" ucap Aleana kaget.

"Bisa jadi," jawab Zayan singkat.

"Duh Zayan, kalo mereka gak suka sama hubungan kita gimana?" tanya Aleana takut.

"Gak papa, biarin aja. Kamu gak usah dengerin omongan mereka. Hidup kita, kita yang atur, bukan orang lain. Kalo aku mau nya sama kamu, orang lain bisa apa?!" ucap Zayan tulus.

"Iya sih, tapi tetep aja aku takut."

"Gak usah takut sayang, ada aku."

Mendengar kata 'sayang' dari bibir Zayan membuat debaran di dada Aleana menggila. Pipinya pun sekarang memerah, plis jangan sampe Zayan melihat pipinya yang memerah.

Dengan gerakan cepat Aleana melepaskan genggaman tangannya dari Zayan dan menutup kedua pipi tembam nya dengan kedua tangan.

Zayan yang merasakan tangan Aleana terlepas dari genggamannya itu pun menolehkan kepalanya ke samping.

Dia yang melihat tingkah Aleana itu mengernyitkan dahinya bingung, kenapa dengan pacarnya ini?

"Hey, kamu kenapa? Pipi kamu kenapa, kok ditutup?" tanya Zayan mencoba melepaskan tangan Aleana yang menutupi pipinya itu.

Aleana menggeleng cepat. Tak ingin Zayan sampai melihat pipinya yang masih memerah, dia pun dengan cepat berlari menuju kelasnya meninggalkan Zayan sendiri di tengah koridor.

Murid-murid yang tadi berbisik-bisik itu pun ikut mengernyitkan dahinya bingung melihat Aleana yang berlari begitu cepat dengan tangan yang menutupi pipinya.

Accismus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang