Part 46

162 10 0
                                    

Happy reading 💙

***

Seperti yang dikatakan Zayan tadi bahwa dia akan membelikan harum manis bentuk unicorn untuk Aleana.

Dan sekarang disinilah mereka berada, di salah satu kedai es krim yang kebetulan menjual harum manis dengan berbagai macam bentuk.

Kedai itu sangat ramai, antriannya saja panjang. Itu membuat Zayan malas jika harus berdesak-desakan. Katanya tunggu saja sampai sepi.

Tapi memang dasarnya saja Aleana yang tak sabaran. Dia ingin cepat-cepat membeli harum manis bentuk unicornnya.

Karena Zayan yang tak mau mengantri akhirnya Aleana lah yang mengantri. Katanya Zayan duduk saja, biar dia yang mengantri. Kalau nunggu sepi pastinya akan lama.

Setelah penantian panjang, sekarang giliran Aleana yang mendapat bagian untuk memesan.

"Mas, harum manis bentuk unicorn bisa?" tanya Aleana pada lelaki pembuat harum manisnya.

"Bisa kak."

"Yaudah, harum manis bentuk unicorn nya satu ya mas!"

"Siap kak, tunggu sebentar ya!" pembuat harum manisnya itu mulai membuat bentuk unicorn yang diinginkan Aleana.

Aleana sangat tak sabar melihat akan betapa lucunya harum manis itu. Aleana selalu melihat berbagai macam bentuk harum manis di media sosialnya. Sampai akhirnya Aleana tergiur ingin mencoba, tapi setiap kali akan membeli, Damian selalu melarangnya.

Dia tak boleh makan terlalu banyak yang manis-manis, karena setiap kali Aleana memakan banyak yang manis-manis, dia akan batuk-batuk. Es krim saja sebenarnya Damian tidak mengizinkan, tapi Aleana selalu punya berbagai macam cara agar bisa memakan es krim nya secara sembunyi-sembunyi.

"Ini kak!" ucap pembuat harum manis itu menyerahkan pesanan Aleana.

Aleana menerima dengan senang hati, "Makasih ya mas."

Setelah membayar harum manisnya, Aleana berjalan menuju tempat dimana Zayan berada.

"Zayan liat deh! Lucu banget kan?!" tanya Aleana meminta pendapat.

Zayan mendongakkan kepalanya ketika mendengar suara Aleana. Zayan mengangguk singkat sebagai balasannya.

"Ih jawab Zayan, jangan ngangguk-ngangguk doang!"

"Iya lucu," balas Zayan, mendengar itu Aleana jadi tersenyum senang.
"Kamu nya yang lucu." Lanjutnya.

"Dih aku kan nanya nya harum manisnya yang lucu, bukan aku."

"Ya tapi menurut aku kamu yang lebih lucu."

Aleana mengangguk, "Tapi emang iya sih, aku kan emang lucu."

"Iya kamu lucu, cantik, gemesin, Semua yang ada di kamu aku suka, dan aku gak rela kalo orang lain menikmati itu semua." Ucap Zayan menatap lurus wajah Aleana.

Aleana tersenyum manis, "I'm yours Zayan."

"Yeah, you're mine, only mine!"

"Ih udah kok jadi bahas itu sih!" Aleana sudah tak kuat menahan debaran di dadanya hanya karena ucapan Zayan.
"Zayan fotoin aku dong!"

Zayan mengangguk dan Aleana mulai berpose. Dirasa cukup, Aleana menghentikan Zayan yang terus memfotonya.

"Udah Zay, banyak banget perasaan!"

"Ya gak papa."

"Mana sini aku liat!"

Zayan menyodorkan ponselnya pada Aleana. Ya, tadi Zayan memakai ponselnya untuk memfoto Aleana.

Accismus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang