Part 32

302 15 0
                                    

Halo semua, apa kabar nih??

Sebelum baca, vote dulu ya biar gak lupa!!

Happy reading 💙

***

Mobil berhenti melaju, suara deburan ombak memasuki indra pendengaran Aleana.

Aleana menatap kearah sekitar kemudian beralih menatap wajah Zayan.

"Pantai? Lo ajak gue ke pantai?" tanya Aleana.

Zayan mengangguk tanpa menjawab.

"Ke pantai malam-malam gini? Lo gak takut?"

"Enggak, lo takut?" tanya balik Zayan sambil menatap wajah Aleana.

"H-hah enggak kok, gue gak takut."

Zayan tersenyum kecil mendengar respon Aleana yang gugup, tanpa sadar tangannya mengelus puncak kepala Aleana pelan seolah menenangkan agar Aleana tak takut.

"Gak usah takut, ada gue." Ucap Zayan pelan.
"Ayo keluar!" lanjutnya.

Zayan kembali membukakan pintu mobil untuk Aleana dan mengambil tangan Aleana untuk digenggamnya.

Keduanya berjalan memasuki area pantai yang tampak sepi. Jelas sepi, ini sudah malam. Orang-orang tak akan ke pantai malam-malam begini.

Angin malam menerpa tubuh Aleana dan Zayan. Terasa dingin, Aleana sampai mengusapkan tangan pada kedua bahunya.

Zayan yang peka langsung melepaskan jaket kulit yang dipakainya dan memakaikannya pada bahu Aleana.

Aleana yang merasa ada sesuatu di bahunya menundukkan kepalanya dan terlihat sebuah jaket sudah membungkus tubuhnya.

Dia menolehkan kepalanya pada Zayan, "Loh gak usah Zay! Lo pake aja jaketnya, pasti lo kedinginan kan? Nih pake!"

Aleana hendak melepaskan jaketnya tapi langsung ditahan Zayan.

"Jangan dilepas, lo aja yang pake! Gue gak mau lo sakit."

"Tapi lo gimana?" tanya Aleana menatap Zayan.

"Gue gak papa."

Aleana mengangguk dan semakin mengeratkan jaket Zayan ditubuhnya. Wangi tubuh Zayan yang menempel di jaket itu membuat Aleana tenang.

Kini keduanya duduk dibibir pantai, ombak terus menari-nari di depan sana.

"Gue baru pertama kali ke pantai malam-malam gini. Makasih ya lo udah ajak gue ke sini." Ucap Aleana memecah keheningan malam.

"Sama-sama."

"Dulu gue sering banget ke pantai bareng papi sama mami. Tapi sekarang udah gak pernah lagi semenjak gak ada mami." Aleana berucap dengan mata yang menatap ke depan dengan pandangan kosongnya.

"Mami lo ... kemana emangnya?" tanya Zayan hati-hati.

"Nanti kalo gue ceritain, lo bakal jauhin gue gak?" tanya Aleana memastikan.

"Ya enggak lah, ngapain gue jauhin lo?!"

"Gue cuma takut aja setelah lo denger ceritanya, lo bakal jauhin gue kayak temen-temen gue waktu SMP."

Zayan memegang bahu Aleana untuk menghadap kearahnya. Dia menatap bola mata Aleana dengan tatapan tulusnya.

"Gue gak akan ninggalin lo, gue janji!"

Aleana mengangguk dan menghembuskan nafasnya pelan, "Oke gue ceritain."

"Waktu gue kelas 8 SMP, mami hamil anak kedua. Waktu itu gue seneng banget karena setelah sekian lama gue pengen adik, akhirnya keinginan gue itu terwujud. Papi pun gak kalah seneng, dia bener-bener ngejaga mami sekuat tenaganya. Kami bahagia banget saat itu, tapi kebahagiaan itu gak berlangsung lama." Aleana menarik nafas panjang sebelum melanjutkan ceritanya.

Accismus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang