Part 49

135 7 1
                                    

Happy reading 💙

***

Upacara telah selesai, Tasya langsung saja berlari menuju UKS untuk melihat sahabat tercintanya itu.

Brak

Tasya membuka pintu UKS dengan kasar, orang-orang yang ada didalamnya sampai terlonjak kaget.

"Aleana dimana?" tanya Tasya pada orang-orang yang menatap kearahnya.

"Di bilik ke empat kak," jawab salah satu dari mereka.

Tasya pun langsung berlalu menuju bilik ke empat. Disana terlihat Aleana yang tengah berbaring dan tangan Zayan yang setia mengelus-elus kepala Aleana.

"Al lo masih sakit?" tanya Tasya.

Aleana yang mendengar suara Tasya pun mengalihkan pandangannya menatap Tasya.

"Enggak Sya. Udah mendingan kok," balas Aleana tersenyum.

"Huh syukur deh. Gue khawatir pas liat lo pingsan,"

Aleana hanya tersenyum kecil kearah Tasya.

"Oh iya gue lupa. Zay lo disuruh ke lapangan kata wali kelas lo!" ucap Tasya pada Zayan.

"Pasti kamu mau dimarahin sama Bu Ifah gara-gara kamu lari dari tugas," ucap Aleana menatap Zayan.

"Gak takut. Yaudah aku ke lapangan dulu ya, kamu nanti mau langsung ke kelas atau disini dulu?" tanya Zayan.

"Langsung ke kelas aja deh,"

"Yaudah, hati-hati ya! Pelan-pelan aja jalannya! Aku ke lapangan dulu."

Cup

Setelah mengecup kening Aleana, Zayan berlalu dari UKS.

"Sopan kah kalian begitu di depan gue?!" ucap Tasya sinis.

"Alah kayak lo gak pernah gitu aja sama Keenan,"

"Ya tapi gue sama Keenan tau tempat, gak kayak lo!"

"Iya deh serah lo aja. Udah, sekarang mending lo bantuin gue, gue mau ke kelas."

Tasya pun membantu Aleana untuk turun dari brankar, sebenarnya Aleana masih merasa lemas, tapi dia mau ke kelas.

"Ayo, pelan-pelan! Nanti kalo lo kenapa-kenapa, gue lagi yang disalahin Zayan." Tasya membantu Aleana berjalan dari UKS sampai kelasnya dengan hati-hati. Dia tak mau jika nanti Aleana kenapa-kenapa dan dia disalahkan oleh Zayan.

***

Ternyata benar apa yang dikatakan Aleana tadi di UKS bahwa Bu Ifah pasti akan memarahi Zayan.

Terbukti sekarang, Bu Ifah tidak berhenti mengomel sedari tadi.

"Kamu ini apa-apaan Zayan? Seenaknya aja ninggalin tugas kamu hanya karena Aleana!"

"Aleana pingsan, dan saya sebagai pacarnya harus siap siaga menjaga dia karena saya sudah berjanji pada ayahnya."

"Ya tapi tetap saja. Banyak anggota PMR yang akan menolong pacarmu itu. Kamu harusnya selesaikan dulu tugas kamu!" ucap Bu Ifah geram.
"Kamu ini, membuat saya malu saja! Saya nyesel pilih kamu untuk menjadi pemimpin upacara."

"Bukannya dari awal saya sudah bilang sama ibu kalo saya gak mau jadi pemimpin, tapi ibu tetep maksa saya. Jadi sekarang jangan salahkan saya!" ucap Zayan sengit.

Accismus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang