Part 47

175 8 0
                                    

Halo, apa kabar??

Sebelum baca, tekan dulu bintangnya yukk!!!
.
.
.
Happy reading 💙

***

Dua bulan sudah hubungan Aleana dan Zayan. Selama itu tidak ada masalah yang menghampiri hubungan keduanya. Malah keduanya semakin terlihat dekat dan romantis saja.

Hari Minggu ini Zayan, Tasya, Keenan dan Rian sedang berada di rumah Aleana.

Aleana sengaja meminta mereka untuk menemaninya di rumah karena Damian sedang pergi ke luar negeri untuk urusan bisnis.

Sekarang ini mereka tengah memainkan permainan truth or dare dengan menggunakan botol.

Botol diputar oleh Rian, semua pasang mata tertuju pada botol yang berputar itu.

Botol berhenti tepat di depan Tasya. Tasya mendesah pelan, dia yakin pasti mereka akan mengerjainya.

"Tasya, truth or dare?" tanya Rian antusias.

"Eum gue pilih ... dare!" wah Tasya berani sekali ya memilih dare. Oke saatnya mengerjai Tasya.

"Wah pilihan yang bagus Sya," ucap Rian dengan senyuman yang membuat Tasya tak nyaman ditempat.

"Lo jangan gitu dong senyumnya, gue takut ngeliatnya." Ucap Tasya melempar bantal sofa kearah Rian.

"Heh kurang ngajar lo. Nih gue kasih dare, cium kaos kaki gue!" suruh Rian sembari melepaskan kaos kakinya.

"Dih ogah. Gue gak mau!" tolak Tasya cepat dan menutup hidungnya dengan tangan.

"Lo jangan curang ya, lo tadi milih dare. Ya ini dare nya, cium kaos kaki gue!"

"Huwaa gak mau! Keenan aku gak mau, tolongin aku!" rengek Tasya pada Keenan.

"Yan lo jangan gitu dong, kasian nih pacar gue!" ucap Keenan dengan tangan yang mengelus rambut Tasya.

"Yaudah, lo wakilin aja tuh si Tasya buat cium kaos kaki gue!" ucap Rian dengan senyum mengembang.

"Nah iya bener. Kamu aja sayang yang cium kaos kakinya Rian, gantiin aku! Kamu mau kan? Demi aku loh," ucap Tasya dengan mata yang melotot-melotot kearah Keenan.

"T-tapi ... "

"Kamu gak sayang ya sama aku? Kamu gak kasian sama aku?" tanya Tasya marah.

"Bukan gitu sayang. Yaudah oke, aku yang gantiin kamu!"

"Nah gitu dong. Sana Yan, kasih kaos kakinya!" titah Tasya pada Rian.

Mau tak mau Keenan pun menerima kaos kaki yang disodorkan Rian padanya dengan kedua jarinya.

Dengan perlahan, Keenan mulai membawa kaos kaki itu kearah hidungnya.

"Huweekkk gila bau banget!" ucap Keenan menahan rasa mual ketika sudah mencium kaos kaki Rian.

Karena tak kuat menahan rasa mualnya, Keenan berlari dengan cepat kearah wastafel yang ada di dapur. Dia memuntahkan semua isi perutnya karena tak kuat dengan baunya itu.

Bukannya kasian, mereka malah tertawa melihat Keenan yang muntah-muntah seperti itu.

Aleana pun tak henti-hentinya tertawa sedari tadi hingga matanya sedikit berair.

Zayan yang melihat tawa lepas Aleana pun ikut tersenyum.

"Cantik," gumam Zayan pelan, matanya menatap wajah Aleana yang masih tertawa.

Accismus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang