Part 38

256 14 0
                                    

Halo gais apa kabar??
Sebelum baca, vote dulu ya biar gak lupa 🤗
.
.
.
Happy reading 💙

***

Aleana dan Zayan kini ada di salah satu kedai es krim di daerah Jakarta. Tempatnya yang strategis dan desain yang kekinian membuat kedai itu selalu dipenuhi pengunjung.

Seperti saat ini, kedai tersebut sudah dipenuhi oleh remaja-remaja yang ingin menikmati es krim di panas yang terik ini.

Untungnya Aleana dan Zayan kebagian tempat, mereka duduk di pinggir jendela yang langsung memperlihatkan pemandangan jalan raya yang ramai.

Keduanya telah memesan es krim dengan rasa yang berbeda. Zayan sebenarnya kurang suka dengan es krim, tapi tadi Aleana memaksanya untuk mencoba. Jadi Zayan dengan terpaksa menurutinya.

"Gimana, enak kan?" tanya Aleana meminta pendapat.

Zayan hanya mengangguk kecil menanggapinya.

"Itu rasa apa sih? Gue boleh coba gak?" pinta Aleana pada Zayan, dia tergiur ingin mencoba es krim milik Zayan.

"Boleh, boleh. Nih lo abisin aja semua! Gue udah enek," ucap Zayan cepat.

"Asik! Makasih Zayan!" ucap Aleana senang, kini dia punya dua es krim.

Dengan cepat Aleana memakan es krim nya.

"Pelan-pelan Al! Jadi belepotan gini kan, kayak anak kecil aja." Zayan mengusap sudut bibir Aleana.

Bibir mungil berwarna pink natural itu selalu saja membuatnya salah fokus. Apalagi dia sering sekali mengusap sudut bibir itu lantaran Aleana yang selalu belepotan kalo makan.

"Hehe, makasih!" ucap Aleana ketika Zayan telah selesai mengusap sudut bibirnya.

Tiba-tiba sebuah ide terlintas di benak Zayan, dia tersenyum misterius sambil melihat Aleana yang fokus menyantap es krim nya.

Dengan gerakan cepat Zayan mengoleskan es krim ke hidung mancung Aleana lantaran terlalu gemas melihat Aleana yang memakan es krim dengan lahap.

Aleana tentu terkejut ketika rasa dingin terasa di hidungnya. Dia menatap pelaku yang mengoleskan es krim pada hidungnya dengan tatapan marah.

"ZAYAN!" teriak Aleana kencang membuat semua mata pengunjung memperhatikannya.

Seolah tersadar jika dia menjadi pusat perhatian, Aleana menutup wajahnya dengan kedua tangan. Plis, Aleana malu!

Sementara Zayan terkekeh melihat tingkah Aleana.

Aleana yang mendengar suara kekehan dari arah depannya membuka telapak tangan yang tadi menutup wajahnya.

Dia kembali menatap Zayan marah. Sedangkan yang ditatap hanya menampilkan raut wajah seolah sedang menahan tawa.

"Ih lo rese banget ya! Gue jadi malu kan!" Aleana berdiri dari duduknya, berjalan kearah Zayan dan memukul-mukul tubuh Zayan.

Aleana ini, suka sekali memukul orang. Untung saja pukulannya tidak berasa apa-apa ditubuh Zayan.

"Hahaha udah-udah, berhenti mukul gue Al! Gue minta maaf!" Zayan mencoba melindungi dirinya sendiri dari pukulan Aleana.

Karena Aleana tak kunjung menghentikan pukulannya, Zayan menarik tubuh Aleana hingga dia terduduk dipangkuan Zayan.

Aleana tentu kaget dengan tindakan Zayan yang menarik tubuhnya hingga duduk dipangkuan Zayan, jantungnya kembali berdetak cepat saat matanya tak sengaja bertatapan dengan mata Zayan.

"Udah, badan gue sakit dipukulin lo!" ucap Zayan pelan tepat di depan wajah Aleana.

Posisi wajahnya dengan wajah Aleana sangat dekat. Jantung Zayan juga tak kalah cepat berdetaknya seperti jantung Aleana.

Tersadar akan posisinya, Aleana segera bangkit dari pangkuan Zayan. Pipinya memanas, dan jantungnya masih berdetak cepat tapi dia mencoba menampilkan raut wajah biasa.

Aleana kembali duduk di kursinya, "Ya lo nya sih rese banget! Apa-apaan coba, kenapa lo tiba-tiba ngolesin es krim ke hidung gue?"

"Abisnya lo lucu, gue gak tahan liat wajah lo yang lagi fokus makan es krim." Ucap Zayan cepat. Seolah tersadar, dia menutup mulutnya cepat. Sial dia keceplosan berbicara seperti itu pada Aleana.

Pipi Aleana makin memanas, tanpa mendengarkan Zayan dia segera memakan es krim nya dengan cepat. Dia ingin segera pulang, dia ingin berteriak sekencang-kencangnya. Mami, papi, Lea baper!!

Zayan pun hanya diam setelah mengucapkan itu. Sungguh rasanya malu sekali, bisa-bisanya dia keceplosan.

Melihat es krim nya yang sudah habis, Aleana segera mengajak Zayan untuk pulang.

"Ayo pulang! Gue udah selesai makan es krimnya," ajak Aleana tanpa mendengarkan respon Zayan dia segera berlalu dari sana.

Zayan yang melihat kepergian Aleana tersenyum kecil, melihat Aleana yang sepertinya salah tingkah membuat debaran di dadanya makin menggila.

***

Ayo gais vote dulu biar aku tambah semangat!!


Accismus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang