Part 29

332 20 1
                                    

Halo semua!! Happy reading 💙

***

Siang ini cuaca cukup terik, maka dari itu Aleana berniat pergi ke kamar mandi terlebih dahulu sebelum pulang sekedar untuk mencuci muka dan tangannya yang terasa panas.

Tasya tadi telah pulang terlebih dahulu karena sudah dijemput Keenan ke kelasnya.

Aleana berjalan seorang diri di koridor yang sudah tampak sepi, hanya tersisa segelintir orang yang masih berlalu lalang di koridor, itu pasti orang yang mengikuti ekstrakurikuler.

Langkahnya terhenti ketika melihat Zayan di depan sana. Aleana bingung, kenapa Zayan belum pulang, bukannya Rian dan Keenan sudah pulang dari tadi. Biasanya mereka akan pulang bersama.

"Loh Zayan, lo kok belum pulang?" tanya Aleana ketika Zayan sudah ada di hadapannya.

"Nunggu lo."

"Hah kok nunggu gue? Gue bisa kok pulang sendiri, naik taksi."

"Lo berangkat bareng gue, jadi pulang juga harus bareng gue!"

"Yaudah, tapi gue mau ke toilet dulu bentar. Lo tunggu aja dimana kek!"

"Gue anter!"

"Hah lo gila? Gue mau ke toilet loh, kalo ada orang yang liat gimana? Nanti mereka berfikir yang enggak-enggak lagi!" Aleana jelas menolak, selain karena dirinya merasa gugup, dia juga tak mau makin menambah gosip yang tidak-tidak tentang dirinya.

"Gue cuma nganterin, abis itu gue balik lagi." Ucap Zayan yang langsung menarik tangan Aleana. Heran, kenapa Zayan suka sekali menarik tangan Aleana. Itu kan sangat amat tidak baik bagi kesehatan jantung Aleana.

Keduanya diam selama perjalanan menuju toilet perempuan. Aleana menggigit bibir bawahnya pelan, dia seperti ingin bertanya sesuatu tapi dia ragu untuk menanyakannya.

Zayan yang seolah mengerti dengan gerak-gerik Aleana pun bertanya, "Kenapa? Ada yang mau lo tanyain?"

"Hah, apa?"

"Ck, lo kenapa? Lo keliatan mau ngomong sesuatu tapi ragu."

"Eum gue ... gue mau nanya sama lo!"

"Tanya aja!"

"Sebenernya lo sama Clara itu beneran udah putus atau masih pacaran? Kalo lo masih pacaran sama dia, berarti bener dong yang diomongin orang-orang kalo gue itu perebut cowok orang." Aleana sebenarnya sudah tau dari Tasya jika hubungan antara Zayan dan Clara sudah berakhir, tapi dia ingin mendengar kebenaranya dari mulut Zayan langsung.

Zayan menghentikan langkahnya ketika mendengar itu, dia menatap wajah cantik Aleana di depannya.

"Gue udah putus. Lo juga jangan terlalu mikirin omongan orang! Mereka gak tau yang sebenernya itu gimana."

Setelah mengatakan itu, Zayan kembali melanjutkan langkahnya.

"Kenapa bisa putus?" tanya Aleana mendongakkan kepalanya menatap Zayan. Tingginya hanya sebatas dada Zayan, itu membuatnya kesulitan jika berbicara dengan Zayan, dia sampai harus mendongakkan kepalanya dulu agar bisa menatap wajah Zayan.

Dia juga sebenarnya hanya basa-basi bertanya alasan putusnya Zayan dan Clara. Padahal di dalam hatinya sangat-sangat senang mendengar itu.

"Berarti ada kesempatan buat gue jadian sama Zayan dong?" tanya batinnya.

"Lo gak perlu gak tau alasannya apa!" ucap Zayan menatap Aleana.
"Udah sana lo masuk! Kalo udah selesai lo langsung ke parkiran aja. Gue tunggu disana!"

Setelahnya Zayan berlalu dari hadapan Aleana.

Aleana menatap kepergian Zayan dengan bibir yang berkedut menahan senyum. Senyum bahagia karena Zayan putus dengan Clara. Ah, dia merasa jadi orang jahat karena bahagia diatas penderitaan orang lain.

Aleana pun memasuki toilet perempuan itu seorang diri. Langkahnya langsung tertuju pada wastafel di depan cermin.

Dengan cepat dia membasuh wajah dan tangannya kemudian mengeringkannya dengan tisu yang dibawanya di dalam tas.

Ketika hendak memegang gagang pintu untuk keluar, pintu sudah terbuka terlebih dahulu dari luar dan menampakkan wajah Clara dan kedua temannya.

Clara yang melihat Aleana itu dengan cepat menarik tangan Aleana kasar dan menghempaskan tubuh Aleana hingga terbentur dinding toilet yang keras.

Aleana mengaduh pelan, punggungnya terasa sakit. Clara yang melihat raut wajah Aleana yang tengah kesakitan itu tersenyum puas, begitu pun dengan kedua temannya.

"Heh, lo kan yang tadi pagi berangkat sama Zayan?!" Clara bertanya dengan nada marahnya. Matanya melotot seperti ingin keluar dari tempatnya.

Aleana berdecih pelan, "Emangnya kenapa? Masalah buat lo?!"

"Oh jelas itu masalah buat gue, karena gue itu pacarnya Zayan. Jadi lo gak usah kecentilan kalo jadi cewek!"

"Hah pacar? Yakin lo pacarnya Zayan? Bukannya lo udah putus ya sama dia, dia sendiri loh yang bilang ke gue kalo lo sama dia itu udah putus!" Aleana berucap dengan beraninya.

"Gak! Zayan itu bohong, gue sama dia belum putus! Jadi gue minta sama lo, lo jauhin Zayan!"

"Kalo gue gak mau? Huh lo itu udah bukan siapa-siapa nya Zayan lagi, jadi lo gak punya hak buat ngatur-ngatur Zayan ataupun gue!"

"Kurang ngajar ya lo! Kalo lo gak mau jauhin Zayan, siap-siap aja terima akibatnya!"

"Gue gak takut!"

Clara yang mendengar keberanian Aleana itu mengepalkan tangannya erat.

Tangannya hendak menampar pipi mulus Aleana. Ketika tangannya sudah mengudara, siap untuk menampar Aleana cekalan kuat ditangannya menghentikan niatnya untuk menampar Aleana.

Dia menolehkan wajahnya ke samping dan menemukan wajah Zayan yang menatapnya marah. Entah bagaimana Zayan tiba-tiba ada di toilet, padahal tadi dia bilang akan menunggu Aleana di parkiran, Aleana pun dibuat heran karena itu.

"Tangan kotor lo ini, gak pantes nyentuh kulit Aleana sedikitpun!" desis Zayan pelan tapi masih bisa terdengar jelas.

"Aw aw, sakit Zayan. Lepasin!" Clara mengaduh kesakitan, tangannya dicengkram dengan sangat kuat oleh Zayan.

"Heh kalian bantuin gue dong, jangan malah diem aja!" ucap Clara pada kedua temannya yang sedari tadi hanya diam menonton.

Kedua teman Clara, Bella dan Kiara mereka terlihat ketakutan ketika melihat Zayan. Kaki keduanya bergetar di tempat.

"Ma-maaf Ra, ki-kita pergi dulu ya, ada urusan!" ucap Bella terbata-bata dan setelah itu berlari dari sana bersama Kiara.

Clara menggeram marah, apa-apaan kedua temannya itu. Berani sekali mereka meninggalkannya ketika dia sedang kesusahan seperti ini, awas aja kalian.

"Zayan lepasin, sakit tau!" Clara kembali mencoba untuk melepaskan cengkraman Zayan.

Zayan melepaskan cengkraman itu dan menghentakkan tangan Clara kasar.

"Jangan pernah ganggu Aleana ataupun gue! Gue sama lo udah gak ada hubungan apa-apa lagi! Jadi stop ngurusin hidup gue dan orang-orang disekitar gue!" ucap Zayan pada Clara, matanya menatap Clara dengan sengit.

Zayan berlalu dari sana dengan menarik tangan Aleana. Meninggalkan Clara sendiri di toilet perempuan.

Clara yang melihat kepergian Zayan dan Aleana menggeram marah, matanya menyiratkan kebencian terhadap keduanya.

"Kita liat, apa yang bakal gue lakuin buat lo berdua?!" Clara tersenyum sinis dan tertawa kencang setelahnya. Tawanya menggema di penjuru toilet yang sepi.

***


TBL TBL TBL!! Takut Buanget Lochhh!! Hmm, kira-kira apa yang akan dilakukan Clara?? Tunggu kelanjutannya ya!
.
.
.
Yang belum vote, vote dulu yuk!!



Accismus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang