Part 25

362 21 2
                                    

Hallo gais, happy reading 💙

***

Saat ini Aleana ada di rumah Zayan. Tadi saat Aleana baru saja tiba, Ara langsung berlari dari dalam rumah dan memeluk tubuh Aleana erat.

Bocil satu itu tampaknya sangat senang melihat Aleana, dia langsung mengajak Aleana ke taman belakang rumahnya untuk bermain bersama kucing kesayangannya, si Molly.

"Molly lucu banget ih, kakak bawa pulang boleh gak?" canda Aleana pada Ara.

"Ndak boleh!" jawab Ara cepat. Dia langsung saja membawa Molly kepelukannya, takut jika diambil Aleana.

"Haha kakak cuma becanda cantik," tawa Aleana pecah ketika melihat raut marah Ara.

Zayan yang tengah duduk di gazebo dekat kolam renang memusatkan pandangannya pada Aleana yang tertawa lepas.

"Cantik!" gumamnya pelan.

"Siapa yang cantik? Aleana atau Ara?"

"Aleana lah!" jawab Zayan cepat. Sedetik kemudian dia tersadar jika ada seseorang yang berbicara padanya.

Dia menolehkan kepalanya dan terlihat Lusiana yang tersenyum menggoda. Rupanya tadi Lusiana yang berbicara padanya.

"E-eh bunda. Bunda dari kapan disini?" tanya Zayan gugup.

"Dari tadi, waktu kamu mulai liatin Aleana bunda udah disini."

"Kok gak bilang-bilang sih bund?" tanya Zayan kesal.

"Sengaja, biar kamu puas ngeliatin Aleana nya dan gak keganggu sama bunda." Lusiana terkikik geli menatap Zayan yang salah tingkah.

"Bunda apaan sih! Siapa juga yang liatin Aleana?!"

"Kalo bukan kamu, terus siapa dong yang tadi bilang Aleana cantik?" Lusiana terus saja menggoda anaknya itu. Rasanya senang sekali melihat Zayan salah tingkah.

"Ih iya-iya Zayan ngaku. Zayan liatin dia!" Nah kan, Zayan mana bisa bohong sama bunda nya.

Lusiana tersenyum, "Tuh kan, abang suka ya sama Aleana?"

"Gak tau bund, Zayan masih ragu. Tapi belakangan ini Zayan selalu kepikiran dia mulu. Zayan juga sering deg-degan kalo deket dia." Akhirnya Zayan mengeluarkan keluh kesah yang mengganggunya belakangan ini pada Lusiana. Matanya menatap Aleana yang tengah bermain bersama Ara di depan sana.

"Ya itu tandanya abang suka. Coba deh bang lebih giat lagi deketin Aleana nya, buat Aleana jadi suka sama abang!"

"Tapi Zayan takut bund. Zayan takut kalo Aleana sama Zayan, dia bakal kenapa-kenapa. Saat ini Clara masih sering ganggu Zayan, jadi Zayan takut kalo sewaktu-waktu Clara nyakitin Aleana." Zayan menatap wajah damai Lusiana, matanya seolah menyiratkan ketakutan.

"Kalo Clara nyakitin Aleana, itu tandanya abang harus lebih jagain Aleana lagi. Jangan biarin Clara nyakitin Aleana. Bunda percaya, abang pasti bisa jaga Aleana dengan baik!"

Zayan tersenyum, "Makasih bund masukannya. Zayan akan coba deketin Aleana."

"Nah gitu dong, itu baru anak bunda!"

Memang ya, seorang ibu itu tempat terbaik untuk dijadikan tempat curhat. Dia akan memberikan masukan-masukan terbaiknya. Karena seorang ibu tau apa yang terbaik untuk anaknya, ikatan batin antara ibu dan anak itu sangat kuat.


***

"Ara kakak pulang dulu ya?! Nanti kita main lagi," pamit Aleana pada Ara.

Accismus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang