Sepuluh

6.1K 249 1
                                    

Menunggu ibu hamil itu melahirkan cukup lama hampir 1 jam lebih membuat perasaan Tiara dan Lala tidak enak mungkin ada perasaan aneh yang kemungkinan akan terjadi.

Sambil menunggu Tiara terus mondar-mandir di hadapan Lala membuatnya jengah dan jengkel melihat Tiara seperti setrikaan.

Tak lama kemudian Rafa keluar dari dalam ruang bersalin dan menghampiri Tiara dan Lala bangku tunggu.

"Ra" panggil Rafa.

Tiara yang namanya dipanggil pun menoleh melihat kekasihnya sudah keluar dari ruang bersalin perasaannya kini sudah lega.

"Mas gimana keadaan ibu dan anaknya itu selamat kan" tanya Tiara.

"Alhamdulillah bayi sehat laki-laki dan sekarang ibunya terus manggil nama kamu sayang katanya mau ketemu mungkin mau ucapin terimakasih makanya mas keluar buat nemuin kamu" jawab Rafa dan langsung menggenggam tangan Tiara menuju ruang bersalin

Sebelum itu Tiara menoleh ke arah Lala.

"La tunggu gue cuma sebentar doang kok didalam" teriak Tiara

"Oke gue tunggu" Lala mengacungkan jempolnya ke arah Tiara.

Rafa dan Tiara sudah berada didalam ruang bersalin dilihatnya sudah ada Ibu hamil yang terlihat sangat pucat sehabis melahirkan.

"Nak Ara" ucap ibu itu sendu dan memucat

Tiara tersenyum melihat ibu itu.

"Gimana keadaan ibu Alhamdulillah ya ibu udah berhasil melahirkan" ucapan selamat terlontar dari mulut Tiara.

"Iya nak Alhamdulillah..."

"Ibu boleh minta tolong gak" pinta ibu itu

Tiara mengangguk mengiyakan minta tolong apa ibu ini pada Tiara saat ini.

"Ibu mau kamu tolong urus anak ibu ya nak" ujar spontan ibu.

Mata Tiara terbelalak kaget mendengar penuturan yang diucapkan oleh ibu.

"Apa ibu gak salah minta saya buat urus anak ibu" tanyanya meminta penjelasan.

"Ibu gak salah dengan apa yang diucapkan ibu nak, ibu bersungguh-sungguh ingin anak ibu di rawat sama kamu boleh kan"

"Alasannya karena apa Bu?? Toh ibu masih punya suami dan saudara" ucap Tiara bertanya-tanya apa alasan di balik semua ini.

"Ibu sudah tidak punya suami dan saudara, suami ibu sudah meninggal padahal ia sangat menunggu kehadiran jagoannya setelah beberapa tahun kami menikah dan ibu sendiri hidup sebatang kara tidak mempunyai saudara" jelas ibu itu membuat Tiara, Rafa dan beberapa perawat berlinang air mata.

"Tolong ya nak bantu ibu,ibu yakin kamu bisa menjaga dan merawat anak ibu dengan baik, ibu sepertinya tidak sanggup rasanya sakit sekali sepertinya ibu akan menyusul suami ibu yang sudah ada di surga dan menanti kehadiran ibu disana" ibu itu meringis kesakitan.

"Ibu sudah menyiapkan nama untuk calon anak kamu nak, namanya Arkana Dhiafakhri Mahendra" ujar ibu itu dengan perlahan menutup matanya.

Nit... Nit... Nit...

Alat yang berada disamping ibu itu berbunyi sangat keras menandakan garis lurus pada layar monitor.

"Dokter dok pasien mengalami pendarahan yang cukup hebat" ujar perawat memanggil Rafa.

Melihat itu Rafa mengambil alat yang bisa mengembalikan detak jantung.

1

2

3

Dedug...

"Tetap tidak ada respon dok"

"Naikkan tegangannya"

Hi Rafardhan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang