Sixty two

2K 123 9
                                    

Beberapa bulan kemudian..

Sejak beberapa bulan yang lalu kehidupan mereka semua sudah membaik dan tidak berlarut-larut dalam kesedihan yang mendalam mereka tidak akan pernah melupakan sosok Lisa Raharja ia kan selalu di Hati.

Sejak 2 bulan di penjara kesehatan Dimas menurun karena mungkin sudah tua juga sering sakit-sakitan membuat Rafa dan Ziea merasa tidak tega membiarkan sang ayah harus mendekam di penjara.

Dan pada akhirnya dengan kesepakatan bersama akhirnya tuntutan Dimas di cabut oleh Rafa dan ia ingin merawat sang ayah dan membiarkan sang ayah menikmati masa tuanya bersama anak dan cucu.

Dengan pekerjaan Rafa saat ini ia sudah menjadi CEO yang hebat dan sekaligus seorang dokter yang membantu para ibu hamil yang melahirkan disaat urgent, karier Rafa sebagai CEO tidak lepas dari ajaran sang ayah yaitu vino ia yang sudah mengajarkan Rafa menjadi CEO terbaik dan membuat perusahaan almarhumah ibunya terus berjaya.

Jika kalian bertanya tentang Marni dia sudah menjadi stres dan berakhir masuk ke rumah sakit jiwa dia selalu memanggil manggil nama Dimas serta Sinta anak kandungnya yang dipenjara seumur hidup dan sering mengamuk dengan amat terpaksa Marni harus di ikat tangan dan kakinya agar tidak ngamuk di RSJ.

Sesuai jadwal pagi ini Rafa akan ke rumah sakit terlebih dahulu tiba-tiba saja pihak rumah sakit menghubunginya karena ada ibu hamil yang sudah siap melahirkan dan ia harus buru-buru ke rumah sakit sekarang.

"Mas mau sarapan pake apa" tanya Tiara.

"Aduh sayang maaf mas gak sempet buat sarapan sekarang ada pasien yang melahirkan pagi ini mas harus membantu ibu hamil" Seru Rafa ia mengambil segelas susu yang sudah disiapkan oleh istrinya itu.

"Rafa"

Yang dipanggil pun menoleh ke arah belakang yaitu Dimas, ya Dimas tinggal bersama Rafa dan Tiara tak lupa juga Ziea ikut tinggal bersamanya.

"Iya pah kenapa" tanya Rafa saat Dimas sudah berada di depan meja makan.

"Kamu buru-buru banget kita sarapan bareng ya" ucap Dimas.

"Gak bisa pah Rafa harus ke rumah sakit sekarang ada ibu hamil yang segera melahirkan dia butuh Rafa sekarang" tolak Rafa secara halus.

"Ya sudah kalo gitu mereka udah nunggu kamu disana bantu ibu itu dan jangan bikin mereka semua kecewa" ucap Dimas sambil mengelus pundak putranya lembut.

"Maaf ya pah hari ini kita gak bisa sarapan bareng dulu"

"Gapapa gih kamu berangkat sekarang papah masih bisa sarapan bareng Ara, Ziea dan cucu-cucu papa disini"

"Kalo gitu Rafa pamit pergi sekarang ya pah, sayang" pamit Rafa mencium tangan Dimas dan Tiara mencium tangan Rafa.

Setelah Rafa pergi menuju rumah sakit, Ziea muncul dan berjalan menuju meja makan.

"Loh bang Rafa kemana pah, kak kok gak ikut kita sarapan bareng" heran Ziea.

"Mas Rafa udah berangkat ke rumah sakit zie katanya ada yang mau melahirkan jadi tadi buru-buru gak sempet sarapan cuma minum susu aja" jawab Tiara.

"Oalah pantesan gak ada" ucap Ziea duduk di samping papanya.

"Nak, Arka masih tidur ya?" Tanya Dimas sepertinya sudah rindu dengan cucunya itu.

"Sepertinya iya pah masih tidur"

"Kalo Zaiden?" Tanya Ziea

"Masih tidur juga"

'Mama, papa, opa, aunty" panggil Arka yang turun dari tangga dengan masih memakai piyama tidur.

Semua yang berada dimeja makan menoleh ke arah suara anak kecil yang baru saja bangun tidur terlihat Arka yang masih mengucek-ngucek matanya.

Hi Rafardhan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang