Sembilan

5.8K 240 7
                                    

Rafa sudah pulang dari rumah sakit karena memang jadwal untuk hari ini sudah habis, ia langsung tanya ke resepsionis apartemen untuk menanyakan kamar unit dari apartemen yang di tempati oleh Tiara.

"Permisi mba saya mau bertanya" tanya Rafa pada mba resepsionis.

"Boleh pak Rafa silahkan akan saya jawab"

"Saya ingin tau unit kamar apartemen milik Tiara Alena Fadhilah dimana ya mba" tanya Rafa lagi.

"Ohh mba Ara kalo boleh tau mba Ara siapanya pak Rafa ya?"

"Ara pacar saya mba, saya mau menjenguk katanya lagi sakit"

"Oalah unit apartemen mba Ara di lantai 6 kamar 2A pak"

"Terimakasih mba" Rafa pergi meninggalkan resepsionis itu dan berjalan menuju unit milik Tiara.

Dengan tergesa-gesa Rafa berjalan hingga akhirnya ia sudah ada didepan pintu.

Ting... Tong...

Tiara yang mendengar bel yang berbunyi pun bangkit dan berjalan menuju pintu dan tak lupa ia mengintip terlebih dahulu di lubang pintu

"Assalamualaikum Ara"

"Waalaikumsalam pak"

"Kok bapak tau unit saya disini" tanya Tiara.

Rafa sontak saja mendekap tubuh Tiara di depan pintu.

"Eh pak kenapa peluk saya" kaget Tiara.

Dekapan itu di longgarkan dan Rafa memegang bahu milik Tiara memeriksa kondisinya.

"Ra kamu gapapa kan?"

"Pak mendingan masuk aja gak enak ada tamu gak disuruh masuk dan duduk" suruh Tiara yang menarik tangan Rafa untuk masuk ke dalam

Tiara dan Rafa sudah duduk di sofa yang berada di ruang tamu.

"Ra saya tanya kamu gapapa kan" tanya Rafa sekali lagi karena daritadi Tiara tidak menjawab.

Tiara menarik nafas dalam
"Seperti yang bapak liat kan saya gapapa kan pak"

"Iya juga kamu sudah enakan kan gak ada yang sakit"

"Kok bapak bisa tau kalo saya tadi sakit"

"Lala yang memberi tahu saya Ra kalo saja Lala tidak cerita mungkin kamu akan diam untuk menutupi semuanya" jawab Rafa dengan jujur.

Didalam hati Tiara ia merasa dongkol kenapa Lala memberi tahu Rafa tentang kejadian tadi pagi.

"Terus setelah bapak tau siapa yang bikin saya sakit tadi pagi bapak melakukan apa sama dokter Sinta"

Rafa mendengus kesal saat Tiara menyebutkan nama Sinta.
"Saya labrak dan kasih peringatan untuk Sinta karena sudah membuat kamu seperti ini Ra"

"Harusnya bapak gak usah gitu saya sudah memaafkan dokter Sinta kok walaupun saya sendiri yang tersakiti dengan perbuatannya"

Rafa tersenyum dan mengelus rambut Tiara dengan lembut.
"Kamu wanita yang baik Ra gak salah saya jatuh cinta sama kamu"

"Bapak bisa aja wajar lah pak, Allah saja bisa memaafkan hambanya apalagi saya yang hanya manusia biasa tidak bisa memaafkan kesalahan orang lain" ucap Tiara dengan tulus.

"Ra kalo saya mengajak kamu pacaran dan menjadi calon istri saya mau gak"

Tiba-tiba saja tubuh Tiara mematung rasanya Kelu untuk menjawab permintaan Rafa kali ini.

"Bapak beneran dan serius sama saya" kata Tiara tak percaya.

"Tapi bagaimana bapak bisa jatuh cinta sama saya dengan waktu yang singkat" tanya Tiara

Hi Rafardhan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang