Setelah selesai mandi dan bersiap-siap di kamar apartemennya, Rafa kini berada di lobby ingin menemui security untuk memintai rekaman cctv untuk menjadi bukti pengancaman.
"Pak Asep" sapa Rafa
Pak Asep menoleh karena namanya di panggil.
"Eh mas Rafa, tumben pak panggil saya" tanya pak Asep.
"Maaf ya pak ganggu waktunya, saya boleh tidak melihat rekaman cctv di sepanjang lantai 6" jawab Rafa
"Kalo boleh tau untuk apa ya mas, masalahnya disini tidak sembarang orang bisa melihat rekaman cctv" ujar pak Asep yakin.
"Unit apartemen Tiara Alena Fadhilah yang berada di lantai 6 kamar 2A telah terjadi peneroran yang sangat fatal pak, makanya saya ingin mengetahui rekaman cctv agar saya bisa mencari bukti" jujur Rafa.
Sontak saja pak Asep terkejut bukan kepalang bagaimana bisa ia kecolongan di apartemen ada orang yang melakukan pengancaman.
"Astagfirullah mas, maaf sekali lagi pengawasan kami begitu lalai disini sampe mba Tiara mengalami pengancaman"
"Boleh saya liat pak" tanya Rafa sekali lagi.
"Silahkan mas mari ikut saya ke ruangan cctv"
Rafa dan pak Asep memasuki ruangan cctv dari penjuru lantai lengkap semuanya.
"Pak cepetan tayangkan video cctv di lantai 6 unit 2A sekitar jam 11 tadi" suruh Rafa.
"Baik mas"
Pak Asep menjalankan tugasnya dan sudah terlihat rekaman cctv yang mengarah pada unit Tiara.
"Pak stop!!" Perintah Rafa
Rafa mengamati orang yang ada didalam video itu dengan seksama
"Mas sepertinya pelaku dari pengancaman mba Tiara itu seorang perempuan deh sudah keliatan dari postur tubuhnya" ujar pak Asep
Rafa mengangguk-anggukkan kepalanya tanda setuju.
"Sepertinya iya pak seorang perempuan tapi tidak jelas disini pelakunya memakai masker dan kacamata hitam" ujar Rafa.
Pelaku itu memang menggunakan pakaian serba hitam dengan masker dan kacamata dengan kupluk Hoodie menutupi kepalanya.
"Kalo gini sih susah mas buat tau siapa pelakunya" ucap pak Asep
"Dari postur tubuh kenapa gue yakin kalo ini Sinta ya" batin Rafa bertanya-tanya.
"Mas Rafa" pak Asep memanggil Rafa dan melambaikan tangannya di depan wajah Rafa.
"Eh iya pak kenapa" Rafa tersadar dari lamunannya.
"Selanjutnya gimana, apa mas Rafa menginginkan rekaman ini untuk di usut tuntas ke kantor polisi" tanya pak Asep
"Boleh pak, tolong save di flashdisk ini" Rafa memberikan flashdisk kosong kepada pak Asep.
Hanya butuh beberapa menit Rafa sudah mengantongi bukti walau belum tau siapa pelaku sebenarnya.
Kini Rafa sudah kembali ke unit Tiara untuk melihat kondisi Tiara saat ini.
"Gimana keadaan Ara apa sudah bangun" tanya Rafa pada Ardi dan Lala.
"Gak tau deh pak kayaknya belum bangun" jawab Lala.
"Ohhh ya pak apa bapak sudah tau siapa pelaku yang berani mengirim kotak teror itu" ujar ardi penasaran.
Rafa mengangguk "saya sudah mengantongi video cctv, tapi saya belum bisa memastikan siapa pelakunya" tungkas Rafa.
"Mana pak saya mau liat, kali aja saya tau pelakunya siapa" timpal Lala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Rafardhan [END]
Teen Fiction"kata orang sih kalo mau dapetin calon suami dokter harus Nongki di UGD" ~ Tiara "Saya cinta kamu Ara" ~ Rafardhan Murni hasil pemikiran aku, kalo ada kesamaan dalam cerita atau tokoh aku minta maaf karena sebelumnya tidak tau kalo misalnya ada kes...