Forty-two

2.3K 126 0
                                    

Rombongan Rafa dan bodyguard sudah sampai di depan pintu masuk menuju gudang tempat penyekapan Tiara 3 hari ini.

Tapi tak semudah itu untuk masuk sudah ada beberapa orang mungkin sepuluh orang anak buah si penculik berbanding terbalik dengan bodyguard yang Lisa bawa jumlahnya sekitar 30 orang, kalah Lo wkwk.

Bugh

Bugh

Bugh

Bugh

Sudah di pastikan anak buah si penculik sudah tepar karena baku hantam bodyguard Lisa kini giliran Rafa, Alaska dan vino untuk masuk ke dalam gudang didalam sana masih ada beberapa anak buah yang siap mereka tebas hidup-hidup.

Mereka bertiga tidak perlu cape untuk melawan kini fokusnya hanya untuk menyelamatkan Tiara.

"LEPASIN ISTRI SAYA!!"

Si penculik itu memutar badannya suara yang sangat tidak asing berada disini dan akhirnya ia kaget. Dan ia belum sempat memakai topengnya lagi.

Rafa yang melihat pelaku itu pun sama-sama kaget dan tak percaya.

"Sinta Sinta ternyata kamu yang sudah menculik istri saya!! UNTUK APA ANDA MENCULIK ISTRI SAYA HAH" murka Rafa.

"Dan untuk apa anda datang kesini dokter Fras" Sinta tersenyum smrik

"Ohh saya tau anda datang kesini untuk menyelamatkan istri yang tidak berguna ini kan!!" Lanjutnya.

"Jaga ucapan anda Sinta!!" Sarkas Rafa

"Sekarang lepaskan untuk apa anda menculik anak saya" kini vino membuka suara.

Sinta tertawa hambar melihat ketiga orang didepannya ini sangat memuakkan.

"Saya akan melepaskan anak om setelah anak dan calon cucu om sudah mati di tangan saya" sinis Sinta mengambil sesuatu di saku jaketnya.

Sinta mendekat ke arah Tiara yang masih terduduk lemah dan pipi yang tirus.

"Mas, ayah, Abang tolong Ara" lirih Tiara

Ternyata Sinta sudah memegang sebuah pisau yang mengarah ke perut buncit Tiara yang sebentar lagi memasuki usia lima bulan.

"Anda jangan macam-macam Sinta cepat lepaskan istri saya" desak Rafa.

"Cuma satu macam dok saya mau Tiara mati dan anda harus bersiap menjadi suami saya"

Srettt...

Sinta menggores pipi Tiara dengan tidak berperasaan sampai darah bercucuran keluar.

"Arghhhhh sakit mas bantuinnn aku" lirih Tiara yang tidak bisa berbuat apa-apa.

Rafa melihat kejadian itu di depan matanya sendiri otomatis ia bergerak ke arah Tiara.

"Jangan mendekat!!"

"Ohh atau saya bunuh calon anak kalian dulu biar Tiara terakhir yang saya bunuh"

"Jangan lakuin itu lagi bangsat!!" Alaska sudah geram dengan ini semua.

"Apa?? Saya gak denger coba ucap lagi"

"JANGAN SAKITIN ARA BANGSAT GOBLOK GAK WARAS!!" suara Alaska meninggi.

Srettt...

Sinta menggores pipi sebelah Tiara lagi dan lagi Tiara sudah tidak kuat menahan sakitnya.

Bodyguard yang melihat aksi itu dari tadi sangat tragis mereka semua berjalan ke depan untuk ke arah Tiara.

"Dasar pengecut!! Kalian beraninya keroyokan" dengus Sinta yang melihat begitu banyak bodyguard.

"Saya bilang jangan mendekat atau Tiara dalam hitungan detik akan mati di tangan saya"

Hi Rafardhan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang