Sixty-one

2.2K 104 6
                                    

Dua hari kemudian rumah milik Lisa sangat sepi hanya terdapat keluarga inti yang masih menginap disana.

Ziea ia masih berduka, sejak kepulangannya dari tempat kamera cctv ia langsung mengurung diri didalam kamar ia sangat merindukan sosok sang mama yang selalu ada disampingnya kini hanyalah kenangan terindah.

Pagi ini juga Tiara dan Aline sudah berkutat dengan kompor, wajan dan segala macam rupa mereka berdua menyiapkan makanan untuk sarapan di bantu juga oleh Bi saroh bibi dirumah ini.

Setelah beberapa menit masakan mereka berdua pun sudah jadi terlihat sangat enak dan lezat, makanan itu sudah di tata dengan rapih di meja makan tinggal menunggu orang-orang saja untuk ke meja makan.

Rafa ternyata sudah berada di depan meja makan kebetulan perutnya sudah lapar juga, sejak kemaren sore dia belum makan karena tidak ada nafsu seakan semuanya kenyang.

"Eh mas udah ada disini aja padahal tadi aku mau bangunin kamu" ucap Tiara saat melihat Rafa sudah duduk manis di bangku.

"Iya mas lapar" jawab Rafa lesu.

"Tunggu yang lain datang dulu ya mas kita makan bareng-bareng" Rafa pun mengangguk setuju.

Tak lama Alaska dan vino datang dari kamar tamu menuju meja makan, Alaska melirik kesana kemari tidak melihat kehadiran kekasihnya tidak ikut berkumpul disana.

"Bun, dek!!" Panggil Alaska

Yang di panggil pun menoleh ke arah Alaska.

"Hmm, ada apa bang" tanya Tiara.

"Ziea mana kok dia belum ada disini" tanya Alaska khawatir.

"Masih ada didalam bang, tadi aku udah panggil dia dan tetep zie belum mau keluar" jawab Tiara.

Rafa menoleh ke arah Tiara "mas harus kesana buat nenangin zie, sayang mas minta tolong siapin sarapan sama susu coklat ya buat zie mas mau bawain buat dia" pinta Rafa.

Mendengar itu Alaska berminat "bang Rafa! Boleh gak biar gue aja yang anterin makanan buat Ziea" ucapnya memelas.

Tatapan Rafa tajam melihat ke arah Alaska dan ia lalu tersenyum "silahkan asal pintunya dibuka saya gak mau kamu ninu-ninu sama adik saya, buat dia kembali tertawa bahagia seperti sebelumnya" ucap Rafa langsung diberi anggukan oleh Alaska.

"Alhamdulillah makasih atas izinnya"

"Cepet gih gitar samperin pujaan hati kamu, buat dia bahagia jangan mengingat tentang kesedihan lagi karena kita disini keluarga satu-satunya yang dia miliki dan kamu salah satu orang yang zie harapkan selalu ada disampingnya" ucap vino

"Pasti yah, dek mana makanannya" girang Alaska.

Tiara memberikan nampan yang berisi makanan beserta susu coklat dan segelas air bening.

Dengan hati-hati Alaska membawa nampan itu menuju kamar Ziea yang ada dilantai 2 di depan kamarnya sudah ada nama "kamar Ziea cantik".

Akhirnya Rafa, Tiara, Aline dan vino mereka makan berempat di meja makan dengan cukup khidmat dan sangat menikmati.

Acara makan pagi pun telah selesai mereka berempat duduk di ruang tamu hanya untuk sekedar mengobrol saja.

"Rafa kapan mulai ke tugas di rumah sakit lagi" tanya Aline.

"Gak tau Bun mungkin 2 hari lagi aku akan segera ke rumah sakit setelah semua urusan aku selesai disini" ucap Rafa membuat semuanya paham dengan apa yang dimaksud oleh Rafa.

"Apa kamu berminat untuk meneruskan perusahaan mama kamu?" Celetuk vino.

Rafa menghela nafas gusar "untuk itu Rafa masih belum memikirkannya karena aku sendiri tidak terlalu paham tentang bisnis, kadang aku tidak tau akan meneruskan perusahaan itu atau tidak"

Hi Rafardhan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang