Thirty-two

6.1K 155 2
                                    

"Arghhhhh sakitttt bangethhhh massss" Tiara masih berteriak.

Ini sudah subuh tapi dokter satu ini masih gencar bercocok tanam dengan sang istri dari malam!!

Perlu diingat sudah berapa jam mereka melakukan itu dan berapa ronde juga kita bertanya-tanya sekarang.

"SAKITTTT BANGKEEE, UDAH KALI MAS" kesal Tiara terus menyumpah serapahi suami laknatnya ini.

"Bentar nanggung mas mau keluar"

Crot

Crot

Crot

"Aahhhh" lega Rafa langsung tersungkur dan meringkuk sambil memeluk tubuh istrinya.

"Rahim ku udah banyak loh mas sama bibit kamu astagfirullah gencar amat pak" sungguh terlalu anda pak Rafardhan!! Anda nikmat istri tewas!!

"Mas sangat berambisi Ra buat punya anak sama kamu"

"Tapi gak gini juga sampai berjam-jam sampe ini kasur jadi basah" Tiara mendelik.

"Udah sih ayang kamu sama mas sama-sama nikmatin juga, mending sekarang kita bobo aja" ajak Rafa yang mulai mencari posisi nyaman di dada istrinya.

"Ini udah pagi mas, aku harus siapin sarapan, mandiin Arka, siapin baju kamu dan lain sebagainya" cela Tiara.

Rafa tidak menggubris perkataan Tiara tadi ia menutup telinganya rapat-rapat

"Gak usah nyebelin deh denger kan tadi aku ngomong"

"Aku denger udah sih yang, kan ada bibi juga kamu sama aku mending bobo lagi kasian liat kamu pucat butuh istirahat"

"Ini semua gara-gara kamu gak inget waktu dan segalanya Do not touch me" Tiara menghindar dari pelukan Rafa.

Tapi dengan cepat Rafa kembali menarik pinggang Tiara yang polos tidak tertutupi sehelai benangpun.

"Emang kuat jalan hmm?" Goda Rafa yang tau tentang ini semua.

"Kuat kok awas ah jangan ganggu aku" baru juga bangun dari kasur tiba-tiba saja selangkangan nya sakit dan perih.

"Tuh kan mending bobo lagi aja atau enggak kita lanjut ke ronde kesekian kalinya" goda Rafa menaik turunkan alisnya

"DASAR DOKTER MESUM!!" pekik Tiara melihat kelakuan suaminya yang semakin menjadi-jadi

Rafa menarik tangan Tiara agar kembali tidur dan menarik selimut untuk menutupi tubuh polos dirinya dan juga Tiara.

Di luar kamar kini sudah ada Bi irah dan juga Arka yang tengah di gendong sambil bi irah menyapu ruangan agar terlihat bersih sejak bangun tidur bi irah sudah mulai beres-beres dengan Arka selalu di sampingnya seperti di asingkan oleh kedua orang tuanya yang sedang bercocok tanam.

Dering telepon dari ponsel bi irah menyala sebuah telepon masuk dari seseorang yang sangat penting.

"Assalamualaikum Bi"

"Waalaikumsalam nyonyak ada apa nyak tumben telepon saya"

"Saya mau nanya Rafa sama ara ada kan bi di apartemen atau sedang keluar"

"Tuan Rafa sama non ara dari semalam ada kok nyak di apartemen"

"Tapi dari semalam juga saya telepon Rafa dan Tiara tidak di angkat sama sekali saya sedang khawatir ini"

"Aduh gimana ini jadi bingung mau jelasin apa ke nyonyak" batin Bi irah bingung dan gelisah.

"A-anu nyak" gugup bestiee

Hi Rafardhan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang