Sixty-three

2.4K 112 1
                                    

Weekend ini adalah hari libur yang paling dinanti oleh semua orang yang bersekolah dan bekerja, tapi berbeda dengan keluarga bapak Rafardhan ini ia sudah menjanjikan untuk pergi berlibur dengan keluarganya tapi ia harus meninggalkan mereka semua karena pekerjaannya yang mendadak mengharuskan untuk pergi ke rumah sakit karena tiba-tiba suster memberitahu kalo ada ibu yang melahirkan.

Arka dan Zaiden sekarang tengah merajuk di kamar ia kecewa dengan papanya karena sudah ingkar janji kepadanya.

"Anak-anak mama yuk keluar kita sarapan dulu" ajak Tiara kepada kedua anaknya yang sedang merajuk didalam selimut.

Tidak ada suara dari kedua anaknya membuat Tiara menghela nafas.

"Papa kan harus kerja kak dek, kasian masa ada orang yang mau melahirkan papa harus diem aja disini gak bantuin kalo terjadi sama ibu itu gimana" Tiara mencoba memberi pengertian.

Zaiden memunculkan kepalanya dari balik selimut.

"Tapi papa ma yang udah ingkar sama kita katanya mau ngajakin kita liburan malah sekarang kerja" Zaiden melengkungkan bibirnya ke bawah dan mata menjadi merah sepertinya anaknya ini selesai menangis.

"Papa kan bantuin ibu hamil dek jadi papa harus segera ke rumah sakit" ucap Tiara.

"T-tapi ma aku kan pingin liburan bosen dirumah mulu" Zaiden berucap.

Tiara melirik ke anak sulungnya yang masih betah didalam selimut entahlah anaknya ini sedang apa didalam.

"Kak kamu marah juga sama papa?" Tanya Tiara.

"Hmm"

Hanya suara deheman yang keluar dari Arka didalam.

Merasa jengah karena dijawab dengan kata hmm saya akhirnya Tiara menarik selimut Arka dan Zaiden ini.

"Ayolah nak papa kan harus kerja gak kasian apa kalo ibu hamil itu kehilangan anaknya gara-gara kita cegah papa datang ke rumah sakit" kata Tiara

Arka dan Zaiden seketika menggeleng mendengar ucapan Tiara tadi.

"Nah kan udah paham kalian berdua jadi mama mohon kalian jangan marah sama papa ya sayang papa kerja juga buat kita"

"Kita bukan marah ma tapi kita sedikit kecewa sama papa padahal kakak udah nunggu hari ini buat liburan tapi papa malah ninggalin kakak sama adek buat kerja" ucap Arka setelah tadi hanya berdehem saja.

"Iya ma kita hanya kecewa aja kok" Zaiden juga ikut berbicara.

"Yaudah gak baik kalian terus kecewa sama papa mending sarapan yuk udah di tunggu opa di ruang makan" ajak Tiara.

"Oke siap ma tapi adek sama kakak mau mandi dulu" jawab Zaiden

Tiara berdiri dengan hati-hati karena perutnya yang mulai membesar.

"Mama mau kakak anterin sampai ruang makan gak" Arka menawarkan diri.

"Gausah kak mama bisa sendiri kalian mandi aja dulu" Arka mengangguk paham.

"Tapi mama hati-hati ya naik liftnya aku gak mau mama sama calon adek aku kenapa-napa" Arka memberikan pengertian.

Tiara mengangguk dan keluar menuju ruang makan disana juga sudah ada Dimas yang sedang menunggu kedatangan menantu dan para cucunya.

"Perlu papa bantu nak" ucap Dimas menawarkan diri membantu.

"Gausah pah aku bisa sendiri"

Dimas celingak-celinguk mencari Arka serta Zaiden masih belum terlihat batang hidungnya.

"Cucu-cucu papa kemana nak kok belum keliatan" tanya Dimas.

"Masih mandi mungkin sebentar lagi turun ke bawah" jawab Tiara.

Hi Rafardhan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang