10. Impas

9.7K 547 5
                                    

Hey buddy's!
Jamgan lupa follow dan selalu tinggalkan jejak di cerita ini.

A

nd let's be friends dengan follow Instagram yang ada di terakan BIO

@anggiregitaaa

⚠️SELAMAT MEMBACA⚠️




KALAIA turun dari taksi yang ia tumpangi setelah memberi upah pada sang supir. Ia tersenyum tipis sebelum masuk ke pekarangan rumah Fabian, para pengawal dan pekerja menyambutnya dengan kepala tertunduk hormat. Membuat Kalaia agak sungkan diperlakukan demikian, ya meskipun sudah lebih dari satu bulan tinggal disana namun dia belum terbiasa.

Pagi tadi pak Bejo berkata pada Kalaia jika dirinya kurang enak badan, alhasil Kalaia memaksa pak Bejo untuk memeriksakan diri di rumah sakit dengan Leo sementara dirinya pulang dengan taksi. Tentu saja, pak Bejo sempat menolak keras, namun siapa yang bisa menandingi kebebalan Kalaia dalam hal adu argumen? Tidak ada.

Hari ini Kalaia sengaja pulang cepat, sengaja karena ingin menemani anak manisnya belajar membuat origami. Kalaia memang tidak pandai memasak, tidak juga pandai melakukan hal-hal menakjubkan lainnya. Tapi untuk Narion, Kalaia selalu berusaha melakukan yang terbaik meskipun harus bekerja dua kali lipat lebih keras.

Narion adalah salah satu alasan Kalaia bertahan dalam pernikahan berbisa yang Fabian ciptakan.

"Loh ... non Kala kenapa nggak sama pak Bejo pulangnya?" Begitu sambutan pertama yang Kalaia terima saat sampai di halaman rumah.

Mbok Darmi yang semula tengah menyiram taman menghentikan aktivitasnya sejenak lalu menghampiri istri dari tuan mudanya.

Kalaia menanggapinya dengan senyum manis, "Pak Bejo ada di rumah sakit mbok, katanya kurang enak badn. Jadi saya pulang duluan sekalian mau ngabarin mbok Darmi."

Wajah Mbok Darmi mendadak panik, mendengar kabar suaminya. "Sakit apa non? Kok saya nggak tahu ya." Tanya Mbok Darmi.

Menanggapinya tenang, Kalaia lantas membalas. "Tenang aja, mbok. Cuma agak meriang aja tadi kata temen saya," hal itu disambut helaan nafas lega dari wanita paruh baya tersebut. "Saya kasian kalau dipaksa, takut terjadi hal yang nggam diinginkan." Lanjut Kalaia.

Mbok Darmi turut memahami keresahan sang majikan.

"Tapi apa enggak lebih aman pulang sama pengawal saja non? Sekarang 'kan banyak kriminalitas transportasi online. Mbok lihat di tv sudah banyak yang jadi korban." Wanita paruh baya itu bergedik ngeri. "Seremm ... non."

DETAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang