49. Accident

6.1K 379 17
                                    

~SELAMAT MEMBACA~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~SELAMAT MEMBACA~
.
.
.
.
.
.

Esok paginya, Satria sudah lebih dulu datang ke posko Tim BASARNAS. Menemui ketua tim SAR juga dokter militer. Membahas lebih detail perihal kondisi korban yang masih terjebak di dalam gedung yang rubuh akibat gempa. Bahkan semalaman dia tidak bisa tidur mendengar bahwa korban terus mengeluarkan darah hingga para tim medis militer terus berada di dalam gedung tersebut memastikan agar korban tidak kehabisan darah sebelum operasi besar hari ini.

"Kami tidak bisa bertindak lebih jauh, besi besar itu menembus dalam di area vital korban. Panjangnya nyaris 5 meter dan masih terhubung dengan beberapa unsur bangunan gedung." Kata Dokter Militer tersebut.

"Kami kebingungan karena jika salah satu gedung itu akan kembali runtuh, beruntung korban lain yang kakinya tertimpa reruntuhan bangunan bisa kami evakuasi dini hari tadi." Sambungnya, masih terdengar putus asa.

Satria mendengarkan seksama, memainkan lidahnya dalam rongga mulut. Mulai mendiaknosa juga mulai mencari cara untuk mengantisipasi segala jenis resiko yang akan dia temui di dalam sana nanti.

Setelah beberapa saat dia diam, akhirnya Satria bersura. "Kita harus tetap memotong besi tersebut, saya tahu ini sangat berisiko tapi korban bisa kehilangan nyawa jika kita tidak bertindak cepat." Ucapnya.

"Tim saya sudah memeriksa kemarin malam, besi itu terhubung langsung pada inti gedung. Yang jika dipotong bagian yang masih kokoh bisa langsung runtuh." Ketua Tim SAR menimpali serius. Khawatir atas ide Satria.

Satria diam berpikir, namun sulit menemukan solusi disaat genting dan serba salah seperti ini.

"Kalian perlu menahan bagian gedung lainnya saat proses evakuasi korban."

Suasana hening itu lantas buyar ketika suara berat seseorang menginterupsi.

Kompak menoleh pada sosok laki-laki bertubuh tegap, yang menjulang itu. Fabian, memasukkan kedua tangannya pada saku celana. Entitasnya mencuri perhatian mereka, melangkah pasti mendekati tiga orang yang tengah beradu pandang dengan serius.

"Buat tim gabungan, tim militer dan tim SAR menjadi tiga kelompok. Ikat dan tarik sisi gedung yang berisiko runtuh saat besi itu dipotong. Satria butuh dokter militer untuk membantunya memotong besi, akurasikan waktu evakuasi 1 jam." Fabian menjabarkan rencananya, tenang dan penuh antisipasi yang luar biasa.

Fabian adalah orang yang sangat dibutuhkan disaat genting seperti ini, otaknya bekerja dengan baik dalam mencari solusi.

Fabian menoleh sekilas pada Satria, kemudian beralih pada ketua Tim SAR. "Dengan kondisi seperti ini, kita harus meminimalkan adanya korban lagi. Struktur bangunan ini sudah sangat rentan, mudah rubuh juga karena tidak sesuainya bahan baku saat pembangunan proyek. Bangunan itu belum genap 10 tahun, tapi kondisinya sudah seperti bangunan ribuan tahun yang terbengkalai." Paparnya.

DETAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang