~SELAMAT MEMBACA~
.
.
.
.
.
.
.Fabian menyilangkan kedua tangannya di depan dada, mata elangnya menyorot lurus sang istri yang berdiri
pada balkon kamar mereke. Hari sudah semakin gelap tapi perempuan cantik itu masih enggan beranjak dari balkon kamar mereka sejak sore tadi.Meski Fabian tahu penyebabnya, tapi tingkah Kalaia terlalu berlebihan. Apalagi sampai mengabaikan cuaca yang mulai dingin ini.
"Pukul sebelas malam, Kalaia." Ucap Fabian memecah keheningan. "Ayo istirahat," laki-laki itu meluruskan satu kakinya sembari menatap punggung Kalaia dari tempat tidur mereka.
Kalaia diam tak bergeming, dia mendengar seruan suaminya namun rasanya masih sangat sulit bagi benaknya untuk menghilangkan samar-samar ingatan tentang Sharon. Gadis belia yang sudah dia anggap seperti adik kandungnya sendiri. Samar-samar terdengar helaan nafas dari perempuan cantik itu.
Dan tanpa menorehkan pandangannya pada sang suami, dia membalas. "Mas Bian bisa istirahat duluan, aku masih mau disini. Good night hubby."
Nafas Fabian berhembus pasrah, tanpa merespon lebih dia lebih dulu pergi ke ranjang dan mengistirahatkan tubuhnya dengan bersandar pada kepala ranjang. Posisi ranjang yang tepat menghadap balkon membuatnya bisa memperhatikan Kalaia. Anak bandel itu memang susah dikasih tahu.
"Your body needs rest, Sugar. Come here and i'll hug you so tigtly." Kalimat Fabian berhasil mencuri sedikit atensi Kalaia.
Kalaia lantas membalikkan tubuhnya, menghadap Fabian tepat, mata sayup itu menatap redup pada sosok tegap yang menatapnya tenang penuh kehangatan. Tidak ada alasan Kalaia untuk menolak, nyatanya memang pelukan Fabian-lah yang dia butuhkan setiap saat.
Kalaia mengayunkan kakinya mendekati Fabian, sampai di ujung ranjang dia melepas alas kaki dan langsung menaiki ranjang. Fabian merentangkan kedua lengannya seolah menyambut tubuh kecil itu untuk ia dekap erat. Membiarkan sang istri meringkuk manja di dadanya. Terdengar gumaman lirih istrinya tersebut.
"You know me so well, thank's a bunch."
Fabian tidak merespon lebih, yang dia lakukan hanya mengeratkan pelukan serta membelai surai Kalaia lembut. Hanya dengan memeluk Fabian, tenaga Kalaia sontak terisi penuh. Hanya di pelukan suaminya, Kalaia selalu merasa cukup.
Fabian mengecup puncak kepala istrinya, "Dingin?"
"Sedikit." Jawab Kalaia pelan.
Laki-laki itu mendengkus tidak habis pikir, Fabian menyentil pelan kening Kalaia membuat perempuan itu mengaduh dengan kekehan kecil dari bibir pucatnya.
"Mas." Panggil Kalaia pelan.
Fabian merespon singkat, "Ya?"
Kepala Kalaia terangkat, menumpukam dagunya di atas dada sang suami. "Pengen Deep Talk." Ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DETAK
Teen FictionPramoedya Series ke-2 Cerita ini punya rate 17+ [harsh world, sensitive topic, skin-ship, kissing, smoking, suicide, etc. Jadi harap bijak dalam memilih bacaan. *** Di umur yang telah menginjak seperempat abad ini, banyak hal yang harus Kalaia tunta...