Hey buddy's!
Jamgan lupa follow dan selalu tinggalkan jejak di cerita ini.And let's be friends dengan follow Instagram yang aku terakan di BIO
@anggiregitaaa
⚠️SELAMAT MEMBACA⚠️
ZETTA selesai membersihkan diri pasca operasi darurat yang dilakukan hampir 3 jam lamanya. Seluruh tulangnya serasa remuk sampai tubuhnya menjadi lemas, ini juga karena salahnya yang menolak ajakan temannya untuk makan sore tadi—alhasil dia sendiri yang kelaparan sekarang.
Operasi darurat memang tidak kenal waktu, terkadang Zetta harus memenuhi panggilan pagi-pagi buta karena dokter jaga sedang ada halangan. Ya ... beginilah kehidupan Zetta, sebagai dokter spesialis utama. Jam terbangnya memang terbilang agak ngelunjak.
"Zetta, gue mau balik nih. Mau bareng nggak?" Dilla—Dokter yang juga terlibat dalam operasi tadi itu menawarkan tumpangan.
Zetta menoleh dengan wajah lesu, "Mauu ... tapi belum bisa balik gue."
"Masih harus setor laporan nih, paling kalo kemaleman nginep di sini juga ujung-ujungnya."
Dilla menatap temannya itu kasihan, "Sabar ya, nanti gue pesenin makanan deh buat lo." Ujarnya menghibur.
Mata Zetta langsung berbinar senang, "Seriusan?! Nggak nipu kan ini?"
"Udah gue pesenin malah, nih liat." Dilla menunjukan layar ponselnya pada Zetta. "Paling setengah jam lagi dateng. Gue udah bayar dan atas nama lo."
Zetta memasang wajah terharu, "Dill, lo makin hari makin cakep tau nggak? Aura bumil lo nggak ada obat. Semoga anak lo ntar mirip gue yah, biar imut dan gemesin."
Mendengar sahutan ngawur Zetta, Dilla kontan mengusap perutnya yang masih rata. "Amit-amit jabang baby, jangan ya nak. Nggak rela mamah kalo kamu mirip orang gila."
Zetta tergelak puas, dan itu membuat Dilla makin kesal. "Udah deh, gue balik dulu udah dijemput suami. Bye Ze."
Zetta melambaikan tangan pada Dilla, "Take care babe, thank you buat makanannya ya ..." ucap perempuan itu yang dibalas acungan jempol oleh Dilla.
Zetta tersenyum, kemudian meninggalkan ruangan ganti dan bergegas kembali keruangannya. Sebelum itu ia menyempatkan membuat grup chat 5 Amphibi yang ternyata sempat ramai sampai 500 pesan.
Zetta menggerakkan jemarinya diatas layar ponsel dengan sesekali tertawa kecil karena topik lucu yang dibahas oleh teman-teman lawaknya.
Perempuan itu berjalan menuju lift khusus staff, menekan tombol tanpa mengalihkan tatapannya dari ponsel. Suara pintu terbuka bahkan tidak membuatnya mengalihkan pandangannya dari ponsel. Seakan tidak ada hal lain yang lebih menarik dari itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DETAK
Teen FictionPramoedya Series ke-2 Cerita ini punya rate 17+ [harsh world, sensitive topic, skin-ship, kissing, smoking, suicide, etc. Jadi harap bijak dalam memilih bacaan. *** Di umur yang telah menginjak seperempat abad ini, banyak hal yang harus Kalaia tunta...