13. Nightmare

9.1K 530 10
                                    

Hey buddy's!
Jamgan lupa follow dan selalu tinggalkan jejak di cerita ini.

And let's be friends dengan follow Instagram yang ada di terakan BIO

@anggiregitaaa

⚠️SELAMAT MEMBACA⚠️

Sepulangnya suami dan juga anaknya setelah makan siang hingga hari yang mulai petang, selama itu pula Kalaia memilih mengurung diri di dalam ruangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepulangnya suami dan juga anaknya setelah makan siang hingga hari yang mulai petang, selama itu pula Kalaia memilih mengurung diri di dalam ruangannya. Sendirian dan tanpa ingin diganggu oleh siapapun.

Kalau boleh jujur dalam hubungan pernikahannya, Kalaia adalah pihak yang paling dirugikan. Menikah karena sebuah hutang balas budi itu bukanlah ide yang buruk—Pada awalnya, tapi semakin kesini ia merasa kalau dulu dirinya terlalu gegabah dan tidak berpikir lebih realistis. Bukan hanya tentang status sosial, namun juga tentang perasaannya sendiri.

Kalau nanti pada akhirnya ada salah satu diantara mereka yang terlibat perasaan, maka siapa yang harus bertanggung jawab akan hal tersebut?

"Hhh ..." Kalaia menghela nafas pendek. "Kenapa Mas Bian suka banget monopoli gue kayak gini."

Kepala Kalaia pening bukan main, rasanya sebentar lagi akan meledak.

Fabian itu egois, kejam dan manipulatif. Suka sekali menempatkan Kalaia dalam posisi sulit dan serba salah, padahal disini bisa saja mereka saling membagi peran dan bekerja sama. Tapi mau seberapa kuat mencoba, tetap saja Fabian akan lebih mendominasi di dalam pernikahan ini.

Namun, dari banyaknya sikap buruk sang suami padanya setidaknya masih ada hal yang Kalaia syukuri, Fabiam bukanlah orang yang suka mengusik Privasinya. Entah itu barang pribadi ataupun hal lain yang menjurus pada masa lalu perempuan itu.

Tangan cantik Kalaia bergerak menyentuh sebuah benda persegi yang semula ia sembunyikan di dalam laci meja kerjanya. Benda persegi itu sudah berada disana dalam kurun waktu yang cukup lama, dan Kalaia baru berani mengeluarkannya setelah hampir lima tahun berlalu.

Jemari lentik Kalaia bergerak pelan mengusap sebuah figura yang menyimpan potret kenangan seseorang dari masa lalunya. Masa lalu yang bahkan hingga saat ini masih belum bisa ia lenyapkan, entah dari pikiran maupun hatinya.

Dengan suara pelan Kalaia berucap. "Andai kamu nggak ninggalin aku sendirian, kita pasti sekarang masih sama-sama."

Menatap sendu penuh akan sirat kerinduan bermaknakan sebuah perandaian. Kalaia tahu ini salah, karena tidak etis rasanya ketika perempuan yang sudah bersuami merindukan laki-laki lain.

DETAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang