25. Power

8.3K 486 6
                                    

~SELAMAT MEMBACA~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~SELAMAT MEMBACA~
.
.
.
.
.
.



JIKA kemarin Kalaia bertanya apa hal yang paling menyebalkan? Maka kali ini ia akan bertanya hal apa yang paling membahagiakan di dunia?

Dan Kalaia akan menjawab dengan lantangnya bahwa hal tersebut adalah bekerja. Perempuan itu begitu senang ketika ia sudah diizinkan untuk bekerja lagi oleh suami dan para sekutunya tersebut. Kalaia begitu mencintai dan menyukai pekerjaannya sebagai seorang dokter, tidak seperti anak lain pada umumnya yang dengan mudah berganti cita-cita setiap mereka naik kelas.

Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, Kalaia memang sudah sangat menyukai dunia medis. Dan itu paten, tidak pernah berubah sedikitpun.

Hari ini, Kalaia perdana diantar kerja oleh suami dan anaknya. Sungguh hari yang sangat membahagiakan. Fabian memarkirkan mobilnya tepat di depan Lobi Rumah sakit Pramoedya Hospital.

"Jangan lembur, telfon kalau kamu merasa kecapekan. Jangan nakal dan bertindak seenaknya karena saya mengijinkan kamu bekerja, Kalaia! Jangan ja-"

"Jangan jajan sembarang, nggak boleh telat makan dan gaboleh manjat pembatas gedung lagi." Kalaia menyelak, dan melanjutkan kalimat Fabian.

"Iya mas, iya. Aku ngerti kok, kamu udah ngomong hal yang sama sampai sebelas kali loh." Perempuam itu berdecak malas. Fabian hari ini begitu cerewet dan kian menyebalkan.

Huh! Kan bahaya kalau Kalaia tambah baper sama itu bapak buntut satu.

Fabian melirik Narion yang duduk di Baby chair jok belakang, lalu berujar. "Hey son, please tell your Bubu."

Kalaia seketika melotot dan terheran-heran.

Narion mengangguk lugu, dan menoleh pada Kalaia. "Bubu ... nurut ya sama Papa. Ndak boleh nakal." Kata anak itu.

Kalaia membuka mulutnya lebar-lebar, ini kenapa mereka berdua mendadak kompak begini sih?!

Hendak kembali memprotes, Fabian dengan cepat menyelak. "Jangan protes, Kalaia. Sekarang kamu turun dan masuk, saya juga harus kembali ke kantor setelah mengantar Narion ke rumah papa kamu."

Kalaia menekuk bibirnya kebawah, lalu mengambil tangan Fabian untuk diciumnya. Tidak lupa mencium dan memberi pelukan singkat pada Narion di jok belakang. Namun yang Fabian heran istrinya itu malah diam dan tidak kunjung keluar dari mobil.

"Apa lagi?" Tanya Fabian heran.

Kalaia mengetuk-ngetuk pipinya dengan telunjuk. "Aku nggak dicium balik nih?" Ia bertanya.

Gara-gara jatah rutinnya tersebut Kalaia jadi ketagihan, kalau nggak dicium berasa ada yang kurang gitu. Kini senyum miring tersunggin di wajah tampan Fabian.

Fabian mendekatkan wajahnya pada Kalaia, memegang kepala bagian belakang istrinya-memiringkan wajahnya ke bagian telinga lalu berbisik disana. "You know me so well, Sugar. Are you sure still want to do it in here?"

DETAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang