Hey buddy's!
Jamgan lupa follow dan selalu tinggalkan jejak di cerita ini.And let's be friends dengan follow Instagram yang ada di terakan BIO
@anggiregitaaa
⚠️SELAMAT MEMBACA⚠️
"Gila! ini baru seminggu loh, tapi capeknya udah kayak kerja rodi."
Leo terus merutuk sepanjang istirahat makan siang, dan alhasil teman-temannya harus menjadi sasaran kekesalan laki-laki itu.
"Namanya juga nyari duit, Le." Zetta menyahut malas.
Leo lantas mencibir, "Lo mah enak kerja sama doi, lah gue dapet senior yang galak bin ngeselin itu cobaan banget ya bestie. Bayangin aja tiap hari kena omel gue, ampunnn deh." Ia memegang kepalanya pusing.
Sebagai sahabat yang baik Dito pun memberikan saran, "Resign aja Le, jadi pengangguran. Nggak usah capek-capek kerja, jadi netizen penguasa sosial media sana."
"Ogah, nggak ada duitnya. Terus kalau gue mau foya-foya pake duit siapa kalo gitu?"
"Ya foya-foya nya jalur mimpi dong, masa gitu aja nggak ngerti sih lo."
"Lambemu cuk!" Umpat Leo kesal, melampiaskan dengan menyuap makanan dengan brutal ke dalam mulutnya.
Dito tergelak bersama Zetta, keduanya puas menertawakan Leo.
"Ada nggak sih kerjaan yang enak gitu, tapi duit mengalir seperti pipa rucika?" Tanya Leo, kemudian ia menoleh pada Kalaia yang diam merenung. "La, kasih saran kek. Diem aja, mulut lo kasian nggak digunain."
Kalaia terkesiap, memasang wajah cengo dan bertanya. "Hah? Gimana?"
Perempuan itu tidak fokus dengan celotehan teman-temannya karena masih memikirkan kejadian semalam dimana dia dan suaminya tidur dalam satu ranjang yang sama dalam keadaan berpelukan. Dan paginya, dia harus menanggung malu ketika membuka mata yang ia lihat pertama kalinya adalah wajah Fabian yang nampak menahan dengusan geli dibalik wajah datarnya.
"Hah heh hoh, makanya kalo orang itu ngomong didiengerin!" Dengus Leo. "Gue nanya, ada nggak kerjaan yang gampang duitnya ngalir sekebon."
"Oh, itu." Kalaia langsung paham. "Ada, yang ini malah nggak perlu ngapa-ngapain."
"Apatuh?" Leo jadi antusias.
"Lo balik aja lagi ke apart, trus tidur. Mimpi deh tuh sepuasnya jadi kaya raya." Lalu Kalaia melirik jengah pada temannya tersebut. "Jalanin aja kek, ngeluh ya sewajarnya. Lagian diluaran sana banyak yang hidupnya lebih susah tapi ngeluhnya nggak seberisik elo tuh." Jawab Kalaia, pedas melukai hati mungil Leo.
KAMU SEDANG MEMBACA
DETAK
Teen FictionPramoedya Series ke-2 Cerita ini punya rate 17+ [harsh world, sensitive topic, skin-ship, kissing, smoking, suicide, etc. Jadi harap bijak dalam memilih bacaan. *** Di umur yang telah menginjak seperempat abad ini, banyak hal yang harus Kalaia tunta...