Hey buddy's!
Jamgan lupa follow dan selalu tinggalkan jejak di cerita ini.And let's be friends dengan follow Instagram yang aku di terakan BIO
@anggiregitaaa
⚠️SELAMAT MEMBACA⚠️
RENDA membenahi selimut yang menutupi tubuh Sharon, memastikan gadis itu bisa istirahat dengan posisi nyaman. Insiden tadi benar-benar membuat semua orang kelimpungan. Selesai dengan Sharon, Renda langsung menghampiri kedua orang tua Sharon yang tengah duduk di sofa dengan tatapan penuh kekhawatiran.
"Boleh kita bicara diluar perihal kondisi Sharon, Tuan dan Nyonya?" Tanya Renda dengan seulas senyum tipis.
Kedua orang tua Sharon kompak mengangguk. Dan menyetujui ajakan dokter yang memeriksa anak semata wayang mereka.
"Mari," Renda mempersilahkan orang tua Sharon untuk keluar terlebih dulu, baru kemudian ia mengikuti di belakang.
"Bagaimana kondisi anak kami, dokter?" Tanya ibu Sharon gelisah.
Renda sebisa mungkin tetap bersikap tenang untuk menjawab, "Sebelumnya kami sudah melakukan pemeriksaan secara intens pada Sharon, dan hasilnya lebih mengacu pada fungsi kerja jantung anak Tuan dan Nyonya."
Ibu Sharon tidak kuasa menahan tangisannya, hingga tubuhnya langsung jatuh dalam pelukan suaminya. "Anak kita pah ..."
"Semua pasti baik-baik saja, kita serahkan semua sama Tuhan dan tim dokter ya Ma." Ayah Sharon mengusap bahu bergetar istrinya, sembari terus menggumamkan kalimat penenang.
Melihat itu Renda kembali melanjutkan hasil pemeriksaan Sharon kepada orang tuanya, "Jantung Sharon semakin lemah, dan kami sangat menyarankan agar Sharon menghindari hal-hal yang berpengaruh memperburuk kondisinya."
"Selama satu tahun ini, saya selalu memperhatikan kondisi dan perkembangan Sharon. Dia anak yang ceria dan memiliki keinginan besar untuk sembuh." Papar Renda dengan seulas senyum miring. "Sharon yang tadi sempat ingin loncat dari atas gedung membuat saya berpikir mungkin ada faktor lain yang menjadi pemicu emosi Sharon menjadi tidak stabil."
"Apakah Tuan dan Nyonya tahu penyebabnya?" Tanya Renda.
Wajah kedua orang tua Sharon nampak pias, terdiam cukup lama dan belum ada yang mau membuka suara soal pertanyaan Renda tadi. Hal itu semakin menguatkan asumsi Renda perihal adanya keterkaitan suatu masalah yang menyebabkan emosi Sharon sempat naik turun hingga nekat ingin mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri.
Emosi anak seusia Sharon memang perlu diperhatikan, mental dan psikisnya masih amat rentan akan hal-hal yang sensitif. Oleh karena itu peran orang tua terhadap Mental Health anak sangat diperlukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DETAK
Teen FictionPramoedya Series ke-2 Cerita ini punya rate 17+ [harsh world, sensitive topic, skin-ship, kissing, smoking, suicide, etc. Jadi harap bijak dalam memilih bacaan. *** Di umur yang telah menginjak seperempat abad ini, banyak hal yang harus Kalaia tunta...