20. Her Feeling

8.5K 443 6
                                    

Hey buddy's!
Jamgan lupa follow dan selalu tinggalkan jejak di cerita ini.

And let's be friends dengan follow Instagram yang aku terakan di BIO

@anggiregitaaa

⚠️SELAMAT MEMBACA⚠️

KALAIA menatap murung jemarinya yang digenggam begitu erat oleh figur tegap yang berada disampingnya saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KALAIA menatap murung jemarinya yang digenggam begitu erat oleh figur tegap yang berada disampingnya saat ini. Nafas perempuan itu nampak gusar tidak tenang karena permintaannya beberapa waktu lalu kepada suaminya.

"Mas Bian serius bolehin aku di rumah sakit dulu?" Tanya Kalaia.

Fabian mengeratkan genggamannya pada tangan istrinya, laki-laki dengan mimik datar itu lantas menjawab. "Hm, Setidaknya kamu tidak harus melihat wajah saya untuk beberapa hari kedepan."

"Tapi Narion—"

"Narion pasti akan mengerti, dan paham bagaimana kondisi Bubu-nya." Fabian memotong dengan cepat.

Kalaia sempat tertegun, namun kemudian ia memilih diam dan melanjutkan perjalanannya kembali ke ruang rawatnya.

"Dokter Kalaia," panggil seseorang yang suaranya begitu familiar.

Kalaia lantas memberikan senyum ramah kepada orang tersebut, berbeda dengan Fabian yang justru menguarkan aura tidak berhabat.

"Selamat siang dokter Satria." Kalaia menyapa balik.

Satria tersenyum, ia menghampiri pasangan itu agar bisa berinteraksi ebih dekat. Satria menatap keduanya secara bergantian, dan tatapannya tertuju pada sosok tinggi berbadan tegap disamping juniornya ini.

"Apa kabar Fabian?" Pertanyaan Satria sontak membuat Kalaia terheran.

"Ah—harusnya saya sudah bisa menebak, terlihat dari kondisi anda yang masih segar bugar." Satria terkekeh kecil.

Fabian tidak membalas, dan hanya memberikan tatapan dingin.

"Dokter kenal dengan suami saya?" Kalaia akhirnya bertanya pada Satria.

Satria mengangguk dengan pasti, "Iya, bahkan sangat ... mengenal."

"Oh ya? Kalian kenal sejak kapan?"

"Sejak SMP." Ucap Satria.

Kalaia terperangah, lalu menatap wajah Satria dan suaminya secara bergantian. Wajah ramah Satria sangat kontras dengan wajah datar dan aura menyerahkan yang ditunjukkan suaminya. Ini perasaannya saja, atau memang sepertinya mereka sedang berperang dingin?

"Ah ... begitu rupanya, saya agak sedikit kaget." Kekeh Kalaia, ia sedikit tersentak saat merasakan rengkuhan posesif di sekitar pinggangnya.

"Istri saya harus istirahat," Fabian berujar dingin.

DETAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang