"KELUAR LU PADA, ANJING!!'
Thalea yang sedang menunggu perginya Gelvan pun dibuat kaget bukan main dari suara teriakan yang barusan itu.
Sama halnya dengan Thalea, Gelvan pun sama kagetnya. Cowok itu berlari untuk pergi ke sumber suara yang sepertinya berada di tempat parkir itu.
Tidak terdengar lagi suara tawa Agis dan Ellen. Mereka berdua mengikuti Thalea yang juga berlari menuju tempat parkir.
Setelah sampai, banyak siswa-siswi yang lari berhamburan karena takut akan lima sosok laki-laki yang sedang mengamuk sambil menggulingkan beberapa motor yang terparkir.
"MANA BOCAH-BOCAH SCORPION?! SINI LU PADA!!" teriak salah satu lelaki itu, yang tidak lain adalah Vino tersebut.
"Ngapain lo di sini?"
Pertanyaan itu terlontar dari mulut Gelvan, yang datang dengan ditemani oleh Lio, Axel, Damar, dan Julian.
"Ini dia banci-bancinya datang," sarkas Deon——salah satu petinggi Griffin.
"Jaga omongan lo!!" bentak Axel.
Thalea yang baru saja selesai berlari-lari, melihat keributan kecil itu dari kejauhan bersama Agis dan Ellen.
"Mau ngapain lagi ke sini, hah? Mau ributin masalah yang sama dan gak kelar-kelar itu?" dingin Lio.
Vino mendekati wajah Lio dengan tatapan garang. "Gampang lo ngomong! Zefan mati gara-gara dia!"
Vino menunjuk ke arah Damar yang tentu saja terkejut bukan main.
"Gue gak ngapa-ngapain, bangsat!" balas Damar tidak terima.
"Ngaku sekarang, atau lo abis!" pekik Vino sembari merenggut kerah baju Damar.
"Abisin aja!! Biar gue mati sekalian! Tapi satu hal yang harus lo tau, gue gak tau apa-apa soal kejadian itu," bisik Damar.
"Lepasin tangan lo, bangsat!" Axel membantu agar tangan Vino tidak lagi mencengkeram kerah baju milik Damar.
Vino mendengus, "DENGER, LO SEMUA! GUE GAK AKAN CABUT SEBELUM BANCI-BANCI SCORPION NGAKU!"
Vino berteriak pada semua orang yang sedang mengerumuni mereka.
"Tai, lo!! Cabut, gak?! Cabut sekarang!" marah Julian.
"Harus banget diributin sekarang? Di sini? Gak ada waktu lain, hah?" tanya Gelvan mengintimidasi.
"Sengaja kami ke sini. Biar bisa buktiin kalo kalian bisa kalah di kandang sendiri," kelakar Vino.
Axel sudah tidak tahan lagi. Cowok itu mendekati Vino, dan meninju tepat di wajahnya dengan keras.
Yang dipukul malah tertawa devil sambil mengelap darah yang keluar dari sudut bibirnya.
"Bacot, lo, setan!!" hardik Axel.
"Mending lo semua cabut. Jangan bikin ribut di sini," pesan Gelvan.
Vino sepertinya paham. Cowok itu mulai memberi isyarat pada anggota Griffin untuk menjauh.
Deon terkekeh, "Banci."
Dan gara-gara ucapan Deon tersebut, Axel jadi naik pitam. Cowok itu lagi-lagi melayangkan pukulannya. Namun kali ini bukan pada Vino. Melainkan Deon.
Karena hal itu, keributan pun tidak dapat dihindari. Akhirnya mereka semua saling adu jotos.
Semua yang melihat kejadian itu tidak bisa berbuat apa-apa selain berteriak histeris. Termasuk Thalea.
Cewek itu terbelalak melihat perkelahian secara langsung di hadapannya ini. Dan yang paling membuat heran, baru kali ini ia melihat sesosok Gelvan Ardhian tengah berkelahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
G E L V A N
Teen Fiction[Sudah Terbit di Guepedia Publisher] Dm IG @jihadinraz_ untuk pembelian buku. Atau chat WhatsApp ke no. +62 882-0015-86838 - "Pertemuan kita memang sudah menjadi bencana sejak awal." Bertemu dengan gadis keras kepala seperti Thalea Aqeela adalah hal...