(Thalea on Mulmed)
-
Rifan menutup pintu kamar sang mama dengan perlahan, lalu melirik sinis pada Gelvan dan Thalea yang berada di depannya.
"Liat sendiri, kan? Semua ini gara-gara si Zefan," ujarnya penuh nada intimidasi.
"Maaf. Kami gak tau soal ini sebelumnya," jawab Gelvan.
Kalau tahu masalah tentang Widy yang depresi akibat kehilangan Zefan sang anak, mungkin ia akan menyuruh Thalea untuk tidak terlalu gencar mencari tahu soal masalah ini.
"Gue juga. Sebelumnya gue gak tau keadaan mama lo. Maaf," tutur Thalea. "Tapi masalah ini gak bisa dianggap sepele. Informasi yang lo tau tentang Zefan, akan ngebantu banget," lanjut cewek itu.
Gelvan melirik dengan cepat. Dan Thalea pun menoleh pada sang pacar. Gelvan terlihat menggelengkan kepala seakan mengatakan, "Ini bukan saat yang tepat."
Ya, memang. Sekarang memang bukanlah saat yang tepat untuk mengatakan itu. Thalea jadi terdengar seperti seseorang yang tak memiliki empati saat tahu bahwa Widy depresi karena meninggalnya Zefan.
"Jaket Scorpion yang ditemuin di TKP itu hilang. Apa itu lo?" tanya Thalea.
Rifan mengangguk tanpa ragu, "Ya. Itu gue. Gue sengaja hilangin barang bukti itu dari muka bumi supaya mama bisa tenang, dan perlahan bisa lupa kalo dia punya anak yang namanya Zefan."
"Tapi lu berdua... Kasus ini membengkak lagi gara-gara sikap sok pahlawan kalian," geram Rifan kemudian
Thalea menggeleng, "Tapi dengan lo bersikap begini, pelakunya akan bebas berkeliaran di luar sana. Itu gak adil buat lo, Zefan, dan mama lo."
"Gue gak peduli. Keadilan, atau apalah itu. Persetan semua. Gue cuma mau mama gue hidup tenang, tanpa harus menderita gara-gara mikirin si Zefan brengsek itu," jawabnya.
"Rifan... Mungkin lo pikir gue terlalu ikut campur. Tapi gue harus tau soal ini. Karena–"
"Karena ini menyangkut soal Gelvan pacar lo? Lo gak mau dia kena masalah?" Rifan memotong.
Cowok itu tertawa, "Omong kosong."
"Lo gak tau apa-apa. Lo gak tau rasanya liat ibu lo nangis, dan teriak-teriak tiap malem gara-gara mau ketemu sama anaknya yang bahkan udah gak ada."
"Lo gak tau gimana rasanya bohong ke ibu lo sendiri kalo anaknya yang udah meninggal bakal pulang suatu hari. LO GAK TAU RASANYA!"
"Kalian gak tau apa-apa. Jadi berhenti ikut campur, dan cabut dari sini."
(^-^)
Gelvan baru saja memeriksa Jessie sudah tidur atau belum. Ternyata gadis kecil itu sudah terlelap di kamar Thalea seperti biasanya.
Ya, akhir-akhir ini Gelvan dan Jessie lebih sering menghabiskan waktu di kediaman Thalea. Bahkan sampai menginap.
Selain karena paksaan dari Jessie, Gelvan juga melakukan ini untuk mencegah Thalea berbuat hal yang macam-macam karena ingin tahu masalah Zefan yang tak kunjung berakhir ini.
Contohnya saja sekarang. Setelah memeriksa Jessie tadi, Gelvan pergi mengambil laptop dan melihat Thalea termenung sendiri di sofa.
Pasti cewek itu sedang melamun tentang kasus Zefan, dan cara menyelesaikannya.
Gelvan tersenyum kecil lalu ikut duduk bersama sang pacar. Begitu Gelvan duduk di sampingnya, Thalea tersadar dan menoleh pada cowok itu.
"Mikirin soal Zefan lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
G E L V A N
Teen Fiction[Sudah Terbit di Guepedia Publisher] Dm IG @jihadinraz_ untuk pembelian buku. Atau chat WhatsApp ke no. +62 882-0015-86838 - "Pertemuan kita memang sudah menjadi bencana sejak awal." Bertemu dengan gadis keras kepala seperti Thalea Aqeela adalah hal...