(Thalea on Mulmed)
-
"Gis, ambilin kecap."
Agis yang mendengar perintah tidak tahu malu dari Thalea barusan hanya bisa menghela napas pasrah.
Padahal botol kecap itu ada di depan biji matanya. Agis penasaran. Semalas apa Thalea hingga menyuruhnya mengambilkan botol kecap itu?
"Nih."
Thalea langsung saja merampas botol kecap itu dari tangan Agis tanpa berterima kasih, dan menambahkannya pada makanannya.
Cewek itu terdiam. Namun setelahnya, ia minum seperti orang yang tak pernah minum sejak lahir.
"Yang lo kasih itu sambel, dongo."
"Oh? Mangap."
Thalea mendengus. Bajingan memang besti-nya yang satu ini. Sementara Ellen, cewek itu geleng-geleng kepala melihat tingkah Thalea dan Agis barusan.
"Dosa apa gue punya temen modelan kayak elu berdua."
Ketiganya kembali menyantap makanannya masing-masing dengan santai. Setidaknya sampai Thalea sadar seseorang baru saja menghampiri mejanya.
"Hai."
Mereka bertiga kompak menoleh pada cewek yang berdiri dengan nampan berisi makanan di tangannya.
Mita.
"Gue boleh gabung?" tanyanya.
Agis dan Ellen sontak saling bertatap.
"Kenapa harus izin? Duduk aja, kali. Sini."
Ucapan Thalea barusan mengundang reaksi terkejut dari Agis dan Ellen. Keduanya jadi bingung.
Bukankah biasanya Thalea selalu cuek pada Mita? Bahkan beberapa kali, mereka sadar bahwa Thalea dingin pada cewek dengan rambut sebahu itu.
Aneh.
(^-^)
"Lo sakit, ya, Thal?" tanya Agis pada Thalea yang sedang berjalan beriringan menuju kelas setelah dari kantin tadi.
Ellen meraba kening Thalea dengan hati-hati, "Tapi gak panas, tuh."
Thalea menepis tangan Ellen sembari menghela napas panjang. Ada apa sebenarnya dengan kedua mahkluk ini?
"Mau ngomong apa, cantik? Langsung aja. Jangan bikin gue naik darah." Thalea memasang ekspresi datar di akhir kalimatnya.
"Thal."
"Hmm...."
"Sejak kapan lu deket sama si Mita?" tanya Agis. "Yoi. Bukannya lo gedek sama dia?" Ellen menambahi.
Thalea mengernyit. Apakah ini karena kejadian di kantin tadi? Hah... Ia lupa memberi tahu Agis dan Ellen bahwa Mita tak seperti apa yang mereka pikirkan.
"Ya... Gue belum lama deket sama si Mita. Tapi ternyata dia baik, kok. Waktu itu gue belum tau aja dia orangnya kayak gimana."
"Tunggu. Jangan bilang lu berdua mau musuhin gue gara-gara gue gaul sama si Mita," sambung Thalea.
Ellen menoyor kepala Thalea keras, "Lu pikir kami bocah? Ya kami cuma heran aja."
Thalea mengusap-usap kepalanya sementara Agis yang mengangguk-angguk saja walau tak terlalu paham mengapa orang yang tidak memiliki hati nurani seperti Thalea dapat berpikir demikian.
Setelahnya, langkah mereka bertiga mendadak terhenti karena Agis yang tiba-tiba terdiam sambil mengecek saku seragamnya.
"Kenapa, Gis?" tanya Ellen.
KAMU SEDANG MEMBACA
G E L V A N
Teen Fiction[Sudah Terbit di Guepedia Publisher] Dm IG @jihadinraz_ untuk pembelian buku. Atau chat WhatsApp ke no. +62 882-0015-86838 - "Pertemuan kita memang sudah menjadi bencana sejak awal." Bertemu dengan gadis keras kepala seperti Thalea Aqeela adalah hal...