(Daniel on Mulmed)
-
"Lo dari mana aja, sih?" ketus Aura pada Feli.
Sedari tadi, ia dan Maudy menunggu kehadiran Feli di kantin, namun sudah hampir setengah jam, barulah Feli datang dengan wajah polosnya.
Dengan ekspresinya yang seakan tidak tahu apa-apa, Feli bertanya, "Lo ngomong sama gue, Ra?"
Aura geleng-geleng sambil mendengus. Sementara Maudy yang baru menelan makanannya, hendak mengambil alih pembicaraan dengan Feli yang harus penuh kesabaran ini.
"Lo dari mana, Feli? Dari tadi ditungguin tau, gak?" Maudy bertanya.
Sempat terdiam karena terlihat kebingungan, Feli akhirnya mengangguk paham, lalu ikut duduk bersama kedua temannya itu.
"Oh... Gue habis keluar sama Axel tadi."
Aura dan Maudy sama-sama menaikkan sebelah alisnya. Lagi? Ini kesekian kalinya Axel dan Feli keluar bersama saat jam istirahat.
Dan yang membuat Aura dan Feli lebih penasaran, Feli apalagi Axel tidak memberikan alasan mengapa mereka tiba-tiba begitu dekat.
"Lo sama dia ada hubungan apa, sih?" tanya Aura dengan nada culas. Memang begitu gaya bicaranya.
"Hubungan? Axel belum ngasih tau kalian kalo gue sama dia pacaran?"
Tersentak, Aura dan Maudy membulatkan mata secara bersamaan. Apa katanya? Pacaran?! Lelucon dari mana itu?
"Kok bisa?!" Aura masih tidak percaya. "Ya bisa, lah. Waktu itu... Axel nembak gue."
Pandangan mata Feli yang semula tertuju pada Aura, kini beralih pada Maudy yang masih membatu di tempatnya.
"Axel bilang mau lupain cewek yang udah menyia-nyiakan dia."
(^-^)
"Ellen?"
Daniel mengernyitkan dahinya tatkala melihat seekor gadis yang paling dicintainya, Ellen, sedang berdiri tepat di depan pintu rumahnya.
Ya, julukan 'seorang' tidak cocok untuknya. Karena perilakunya saat melihat Daniel sangat tidak terlihat seperti orang. Lebih mirip seekor hewan yang menemukan buruannya.
Contohnya seperti saat ini. Melihat mas seksinya tengah memakai celana pendek kasual, dan baju berwarna hitam yang lumayan ketat hingga lekuk tubuhnya terlihat.
Sial. Jika tahu Ellen akan datang, Daniel akan lebih mempersiapkan diri. Karena memakai baju seperti ini di hadapan Ellen adalah mimpi buruk.
Ellen kemudian menyeka air liurnya yang sempat menetes, "Hai, sugar daddy-ku tersayaaaangg!"
"H-hai, Ellen."
Kacau. Sudah cukup lama ia berpacaran dengan Ellen, namun rasa canggung selalu saja hinggap di benaknya kala ia bertemu cewek itu.
Wajar, mungkin karena Daniel tidak pernah menjalin ikatan cinta dengan siapa pun sebelum ini. Dan saat kali ini menemukan seseorang yang ia cintai, orang itu malah seperti Ellen.
Agresif.
"Kamu ada perlu apa ke sini?" tanya Daniel, berusaha mengenyahkan rasa canggungnya.
"Emang kalo pacaran gak boleh datang, gitu?"
Daniel menggaruk tengkuknya, "Bukan begitu...."
"...Masalahnya saya tinggal sendiri." Daniel melanjutkan.
Oh tidak, Daniel. Kau bodoh. Kau bilang bahwa kau tinggal sendirian? Dengan tatapan Ellen yang nampak 'kelaparan' itu?
Tamat sudah riwayatmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
G E L V A N
Teen Fiction[Sudah Terbit di Guepedia Publisher] Dm IG @jihadinraz_ untuk pembelian buku. Atau chat WhatsApp ke no. +62 882-0015-86838 - "Pertemuan kita memang sudah menjadi bencana sejak awal." Bertemu dengan gadis keras kepala seperti Thalea Aqeela adalah hal...