84

189 16 0
                                    

(Thalea on Mulmed)

-

Axel melepas pelukannya. Ia menatap mata Maudy. Pikiran kurang ajar mulai terpikirkan oleh cowok itu.

Ia memegang tengkuk leher Maudy, dan mendekatkan pada wajahnya. Maudy yang sadar akan gelagat itu langsung mundur perlahan.

Tak bisa dipungkiri bahwa Maudy pun ingin melakukannya. Tapi setelah sadar bahwa bibir Axel sudah menjadi milik Feli, ia jadi mengurungkan niatnya.

Maudy tak lupa saat melihat adegan erotis saat penangkapan Feli waktu itu. Walaupun ia tahu Axel hanya berpura-pura, tapi tetap saja.

Ciuman pertama Axel bukanlah miliknya.

"L–lo... Lo sama Feli udah...."

Axel tersenyum. Ia mendekati telinga Maudy dan berbisik di sana.

"Yang itu bohongan. Kalo yang ini... beneran."

Setelah mengatakannya, Axel langsung menyambar bibir Maudy tanpa permisi. Cowok itu menikmati aktivitasnya sambil mengusap-usap tengkuk leher Maudy.

Sementara Maudy... Keadaan jantung cewek itu sepertinya sudah tidak aman lagi. Ia takut ada yang melihat kegiatannya dengan Axel sekarang. Ibunya bisa membunuhnya jika tahu ia berciuman seperti ini.

Apalagi di sekolah.

Tapi... Sejujurnya ciuman Axel membuat Maudy sempat kehilangan kendali. Axel melakukannya dengan sangat lembut.

Berbeda saat melakukannya dengan Feli saat itu, kali ini Maudy merasakan sesuatu dalam sentuhan bibir Axel.

Perlahan, lembut, namun tetap memiliki sensasi. Itulah yang Maudy rasakan.

Kemudian, Axel melepaskan tautan bibir mereka dan menatap wajah Maudy sambil tersenyum manis.

"Jadi pacar gue, ya?"

Sial. Mengingatnya saja sudah membuat Maudy ingin membanting ibunya sendiri saking malunya.

Andaikan ia sedang sendirian sekarang, mungkin Maudy akan melampiaskan rasa malunya dengan memukul-mukul kasur atau apalah itu.

Namun sekarang... ADA AXEL DI SAMPINGNYA!

Ya. Axel yang menyatakan cinta padanya waktu itu. Axel yang selalu mengekorinya ke mana-mana.

Dan Axel yang rela berbohong demi mendapatkan hatinya.

"Kenapa? Mikirin ciuman kita di kelas waktu itu?" Axel tertawa. Maudy sontak menoleh kaget, "S–siapa juga. Gak usah ngarep."

"Lagian... bibir kamu itu punya Feli. Buat apa aku mikirin ciuman kita di kelas itu?"

Axel tertawa mendengar perkataan sang pacar barusan.

'Pacar'. Kata yang sangat cocok untuk mereka berdua sekarang. Karena sejak ciuman itu, Maudy sudah menerima Axel.

Walaupun hatinya masih agak susah melunak.

"Kan aku udah bilang. Aku sama Feli itu cuma bohongan. Lagi pula bukannya kamu yang ngide biar Feli kejebak?"

"Aku nyuruh kamu goda dia. Bukan cium. Mana ciumannya erotis banget lagi." Maudy memelankan suara di akhir ucapannya.

Axel terkekeh, "Kalo kamu mau, aku bisa lebih erotis lagi."

Mendengarnya, Maudy terbelalak kaget. Cewek itu memukul pundak Axel dan beranjak dari ranjang tempat ia terduduk bersama Axel.

G E L V A NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang