(Lio on Mulmed)
-
"M-mau ngapain lo?"
Untuk pertama kalinya, seorang Thalea Aqeela yang terkenal berandalan sekaligus mesum ini, sekarang malah diam membatu karena Gelvan mendekati wajahnya.
Saat ini, mereka berdua tengah berada di kamar Thalea. Tapi saat Thalea berceloteh tak jelas tentang harinya, tiba-tiba saja Gelvan mendekatkan wajahnya pada Thalea.
"Gue selalu berusaha nahan ini. Tapi untuk sekarang, gue gak bisa nahan lagi."
"Gue suka bibir lo, Thalea."
Mata Thalea sontak membulat. Apa-apaan? Gelvan berkata seperti itu? Benarkah? Ke mana perginya akal sehat cowok itu?!
Tapi... Thalea pun menyukainya, sih.
Tanpa basa-basi lagi, Gelvan langsung menyambar bibir merah muda milik Thalea itu dan melumatnya pelan. Rasanya... Uhh.
Eh, tunggu. Kok tidak berasa?
"THALEA!! BANGUN!"
Sial.
Thalea mengucek matanya sambil menatap kedua bola mata Linda yang sudah memerah, dan kepala yang berasap.
Cewek itu mendengus kesal. Baru saja hari dimulai. Tapi ia sudah mendapat dua penderitaan sekaligus. Pertama, diamuk oleh Tantenya sendiri. Dan kedua....
Momen dan sensasi tadi hanya mimpi?! Andai saja Gelvan benar-benar menciumnya. Hah... Memikirkannya saja membuat Thalea salting sampai rasanya ingin menendang kepala Linda.
"ANAK INI! MALAH NGELAMUN! GAK MAU SEKOLAH, KAMU?!!" teriak Linda yang sudah siap dengan sapu lidi di tangannya.
Gak mau sekolah? Omong kosong apa itu? Mulai sekarang gue akan lebih rajin sekolah. Karena ada ayang ganteng gue mwehehehe, batin Thalea cekikikan.
(^-^)
"Halo."
"Hai."
"Pagi."
"Gimana kabar lo?"
Sedari tadi, Gelvan sibuk mengatakan hal-hal seperti itu sendirian. Ia bingung. Saat bertemu Thalea nanti, apa yang harus ia ucapkan?
Sapaan manis untuk pacar. Dengan niatnya sepenuh hati, Gelvan mengetikkan itu di dalam ponselnya. Cowok itu lalu terfokus pada salah satu artikel.
"Untuk perempuan, biasanya mereka suka dengan kata-kata yang manis namun tidak terdengar menggelikan. Lebih bagus lagi jika ditambah dengan camilan kecil."
Sekiranya itulah yang dapat Gelvan baca. Namun ia sama sekali belum menyiapkan kata-kata atau sapaan yang cocok untuk Thalea alias pacar barunya itu.
Tapi setidaknya, di tangannya sudah ada sekotak susu stroberi. Semoga saja Thalea menyukainya.
"Dari mana aja?" Gelvan menggeleng, "Gak. Terlalu cuek."
"Lo haus?" Gelvan kembali menggeleng, "Terlalu biasa."
Beruntungnya, taman sekolah tempat Gelvan bergumam sendiri ini sedang sepi karena memang para siswa sedang menikmati jam istirahatnya masing-masing.
Jika saja tempat ini ramai, mungkin Gelvan akan disangka seperti orang aneh karena berbicara sendiri.
Namun nahas. Gelvan tidak benar-benar sendirian. Karena sejujurnya, Thalea sudah sedari tadi memperhatikan tingkah Gelvan.
Setelah menjalin hubungan dengan cowok itu walau baru beberapa hari, Thalea dapat memahami bahwa sikap cuek dan ketus Gelvan hanyalah sebuah topeng untuk menutupi sikap aslinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
G E L V A N
Teen Fiction[Sudah Terbit di Guepedia Publisher] Dm IG @jihadinraz_ untuk pembelian buku. Atau chat WhatsApp ke no. +62 882-0015-86838 - "Pertemuan kita memang sudah menjadi bencana sejak awal." Bertemu dengan gadis keras kepala seperti Thalea Aqeela adalah hal...